Pak Sutopo sepertinya malu menjawab.
"Mm.. iya Pak.. untuk yang ketiga.."
"Lho.. maksudnya..?"
"Mm.. Istri saya sudah dua Pak Presiden.."
Glek. Dasar Ketua RT doyan kawin.
**
"Nah.. sekarang apa lagi?" tanya Natalia kepadaku.
"Aku akan mengecek seberapa sehat birokrasi kita.."
"Caranya??"
Natalia memutar-mutar pulpennya. Aku tahu dia sangat penasaran dengan otak cerdikku.
"Kirim barang-barang untuk para Ketua RT itu. Akan kuterbitkan Inpres sebagai payung hukum.. mengenai bantuan alat-alat rumah tangga untuk para Ketua RT. Isinya.. dalam konsepku ini.. : 5 bungkus Mi instan, 5 bungkus obat nyamuk bakar, 5 botol minyak angin, 5 pasang sandal jepit, 5 buah pasta gigi, 5 botol sampo, 5 botol sabun cair, dan 5 bungkus deterjen. Aku ingin tahu apakah semua barang-barang itu sampai ke tangan mereka. Dan ingat! Tak ada pengawasan dalam distribusi barang-barang itu kepada Ketua RT. Salurkan lewat birokrasi. Mulai dari Gubernur, Bupati, Camat, Kepala Desa/Kelurahan, dan Ketua RW. Aku mau lihat apa yang terjadi.." jawabku taktis.