Mohon tunggu...
Zuhdy Tafqihan
Zuhdy Tafqihan Mohon Tunggu... Tukang Cerita -

I was born in Ponorogo East Java, love blogging and friendship..\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Andai Aku Presiden RI Episode 26 – “Birokrasi”

24 Desember 2009   00:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:48 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Benar, Pak Presiden. Saya bermimpi dicium kambing tetangga saya selama tiga hari berturut-turut, Pak. Saya bingung waktu itu.. ada firasat apaaa ini..? Eee.. ternyata.. dapat undangan dari orang nomor satu di negeri ini.." jawabnya lugu.

"By the way, Bapak menjabat Ketua RT di daerah mana, Pak..? Saya ingin tahu.." tanyaku penasaran.

"Mm.. apa, Pak Presiden? Busway? Saya tadi tidak naik busway.."

"Oh.. maaf.. maksud saya.. ngomong-ngomong.. Bapak menjabat Ketua RT di daerah mana?" tanyaku kemudian setelah aku merasa salah melempar kata. (By the way dikira busway)

"Oo.. itu. Saya adalah Ketua RT 03 RW 03 Desa Singosaren, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Goronopo, Propinsi Jawa Timur, Indonesia, Kode Pos 63492.. Pak Presiden.." jawab orang itu. Dia pikir, aku juga menanyakan alamat rumahnya.

"Mudah kok pak nyari rumah saya itu. Pokoknya, di depan rumah saya ada pohon mangga gadung, trus tiga rumah dari rumah saya ada mushola. Pagar depan rumah saya berwarna biru.. dulu sih.. kira-kira 15 tahun yang lalu.. pagar depan rumah saya.. kuning pak.. sekarang.. sudah biru.. ha ha.." orang ini terus nerocos dan aku mendengarkannya dengan sepenuh hati.

"Ya Pak. Terima kasih atas obrolannya. Maaf.. Bapak namanya siapa?" tanyaku tak kalah ramah.

"Saya.. Sujiwo Pak.." jawabnya.

**

Aku mendatangi salah seorang lagi.

"Permisi Bapak.. bagaimana kabarnya.. silakan menikmati hidangan yang ada.." sapaku kepada pak Ketua RT yang kelihatannya sudah tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun