“If God can visit us, even when our hearts seem like a lowly manger, we can truly say: Hope is not dead; hope is alive and it embraces our lives forever!” – Pope Francis
"Jika Tuhan dapat mengunjungi kita, bahkan ketika hati kita tampak seperti palungan yang hina, kita dapat benar-benar berkata: Harapan tidak mati; harapan itu hidup dan merangkul hidup kita selamanya!" – Paus Fransiskus
Ungkapan Paus Fransiskus ini disampaikan pada Vigili (Malam) Natal 2024 lalu bertepatan dengan dibukanya Pintu Suci atau “Porta Santa” atau “Holy Door” di Basilika Santo Petrus, Vatikan. Peristiwa ini menandai dimulainya Tahun Yubileum 2025 yang mengambil tema “Peziarah Pengharapan” atau “Pellegrino della speranza” atau “Pilgrim of Hope”.
Pada Misa Malam Natal di Basilika Santo Petrus, Vatikan yang dipimpin Paus Fransiskus ini dihadiri oleh sekitar 6.000 jemaat di dalam Basilika dan disaksikan oleh sekitar 25.000 orang yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus melalui layar besar yang disediakan. Acara ini pun dapat disaksikan oleh seluruh umat Katolik di dunia melalui channel Youtube. Bagi umat di Indonesia dapat disaksikan di channel Youtube @HIDUPtv .
Paus mengingatkan bahwa dengan dibukanya Pintu Suci, Yubelium baru diresmikan, yang mendorong kita masing-masing untuk memasuki misteri peristiwa luar biasa ini.
"Malam ini, pintu harapan telah terbuka lebar bagi dunia" dan "Tuhan berbicara kepada kita masing-masing dan berkata: 'ada harapan juga bagimu!'" katanya. [vaticannews.va]
Apa Itu Pintu Suci?
Pintu Suci adalah simbol jalan menuju keselamatan dan pengampunan. Biasanya tertutup, pintu ini hanya dibuka selama Tahun Yubileum, sebuah tradisi yang dimulai pada tahun 1300. Dengan melewati Pintu Suci, umat Katolik dapat memperoleh indulgensi penuh, asalkan memenuhi syarat seperti pengakuan dosa, menerima Komuni Kudus, dan berdoa untuk intensi Paus.
Tema Tahun Yubileum 2025: "Peziarah Pengharapan" menekankan pentingnya harapan dalam menghadapi tantangan global, seperti krisis lingkungan, ketidakadilan sosial, dan konflik. Paus Fransiskus mengajak umat untuk menjadi "peziarah" yang membawa harapan dan belas kasih ke seluruh dunia.
Pembukaan Pintu Suci ini pun mempunyai makna mendalam: secara spiritual merupakan undangan untuk bertobat, menerima pengampunan, dan memperbarui iman, secara sosial adalah menyoroti tanggung jawab umat untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan damai, dan secara global adalah memperkuat solidaritas di tengah perpecahan dan krisis.
Secara Teologis Pembukaan Pintu Suci mempunyai makna:
- Simbol Keselamatan:
Melambangkan Yesus Kristus sebagai satu-satunya jalan menuju keselamatan. Pintu Suci adalah pengingat bahwa umat dipanggil untuk bertobat dan masuk ke dalam kehidupan baru. - Pengampunan Dosa:
Membuka Pintu Suci menjadi tanda kasih Allah yang memberikan pengampunan dosa dan menawarkan indulgensi penuh kepada mereka yang memenuhi syarat rohani.
Sejarah Tradisi Pembukaan Pintu Suci
Pembukaan Pintu Suci adalah salah satu tradisi penting dalam Gereja Katolik yang berkaitan dengan perayaan Tahun Yubileum (Jubilee Year). Tradisi ini memiliki akar sejarah panjang yang dimulai pada abad ke-14 dan berkembang menjadi bagian integral dari perjalanan rohani umat Katolik.
Asal-Usul Tahun Yubileum
Dalam Tradisi Yahudi konsep Yubileum berasal dari tradisi Yahudi dalam Kitab Imamat (Imamat 25:10-13), yang menyebutkan setiap 50 tahun sebagai Tahun Pembebasan, ketika utang dihapuskan, tanah dikembalikan kepada pemilik asal, dan perbudakan diakhiri.
Sedangkan dalam Tahun Yubileum Katolik, Tahun Yubileum pertama ditetapkan oleh Paus Bonifasius VIII pada tahun 1300. Ini adalah tahun pengampunan dosa dan indulgensi penuh bagi mereka yang melakukan peziarahan ke Roma dan gereja-gereja utama.
Tradisi Pembukaan Pintu Suci
Dimulainya tradisi Pintu Suci (1423), pertama kali dilakukan pada Tahun Yubileum 1423 oleh Paus Martinus V di Basilika Santo Yohanes Lateran, Roma yang bertujuan menekankan simbolisme Yesus sebagai "pintu" menuju keselamatan (Yohanes 10:9).
Penetapan Pintu Suci di Basilika Utama Roma (1499) diperluas oleh Paus Alexander VI pada Tahun Yubileum 1500 pada empat basilika utama di Roma:
- Basilika Santo Petrus (Vatikan)
- Basilika Santo Yohanes Lateran
- Basilika Santo Paulus di Luar Tembok
- Basilika Santa Maria Maggiore
Sejak itu, Pintu Suci dibuka secara resmi pada setiap Tahun Yubileum.
Tahun Yubileum Biasa dan Luar Biasa
- Tahun Yubileum Biasa dilaksanakan setiap 25 tahun sekali (dimulai sejak 1475), seperti pada tahun 2000 dan tahun 2025.
- Tahun Yubileum Luar Biasa dirayakan untuk alasan khusus, seperti Tahun Kerahiman pada 2016 yang diumumkan oleh Paus Fransiskus.
Sebuah Rekonsiliasi
Tradisi sakral ini mengundang umat Katolik dari seluruh dunia untuk merenungkan pentingnya rekonsiliasi, baik dengan Tuhan, sesama, maupun dunia. Sebagai salah satu momen spiritual yang paling istimewa dalam Gereja Katolik, Tahun Yubileum menawarkan kesempatan untuk pembaruan iman dan tindakan nyata menuju perdamaian dan keadilan.
Rekonsiliasi dengan Tuhan: Bertobat dan Memulai Hidup Baru
Pintu Suci adalah simbol Yesus Kristus sebagai “Pintu” menuju keselamatan (Yohanes 10:9). Pembukaannya menjadi panggilan bagi umat untuk bertobat dan memperbarui hubungan dengan Tuhan. Melalui sakramen tobat, doa, dan kontemplasi, umat dapat mengalami kasih dan pengampunan Tuhan secara mendalam.
"Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput" - Yoh. 10:9
Indulgensi penuh yang diberikan selama Tahun Yubileum adalah bentuk rahmat istimewa yang menghapus dosa-dosa yang telah diakui. Ini menjadi undangan untuk memulai hidup baru dengan komitmen untuk menjalani ajaran Kristus lebih sungguh-sungguh.
Rekonsiliasi dengan Sesama: Menghapus Perpecahan dan Menjalin Damai
Pesan Paus Fransiskus menekankan pentingnya pengampunan dan perdamaian dalam hubungan antar manusia. Tahun Yubileum mengajak umat untuk:
- Mengampuni dan berdamai dengan menutup rasa dendam dan memulihkan hubungan yang rusak.
- Mencari keadilan dengan membantu mereka yang terpinggirkan, memerangi ketidakadilan sosial, dan memperjuangkan hak asasi manusia.
- Menghapus Perpecahan dengan membangun dialog dan solidaritas di tengah perbedaan agama, suku, dan bangsa.
Pembukaan Pintu Suci di tempat-tempat seperti penjara menunjukkan perhatian Gereja terhadap mereka yang terpinggirkan. Ini melambangkan bahwa kasih dan pengampunan Tuhan menjangkau semua orang, tanpa terkecuali.
Rekonsiliasi dengan Dunia: Merawat Rumah Bersama
Rekonsiliasi tidak hanya mencakup hubungan spiritual dan sosial tetapi juga hubungan dengan dunia ciptaan. Dalam ensikliknya Laudato Si’, Paus Fransiskus menyerukan perlunya “ekologi integral” yang menghubungkan krisis lingkungan dengan kehidupan manusia.
Pada Tahun Yubileum 2025, umat diajak untuk:
- Melindungi lingkungan dengan cara berusaha mengurangi jejak karbon, melestarikan alam, dan mendukung kebijakan ramah lingkungan.
- Membantu yang rentan dengan mulai menyadari bahwa krisis lingkungan sering kali memengaruhi mereka yang paling miskin dan rentan.
- Hidup selaras dengan alam dengan mulai mempraktikkan kehidupan yang lebih sederhana dan selaras dengan alam.
Rekonsiliasi dalam Komunitas Gereja
Tahun Yubileum adalah momen untuk memperbarui semangat kebersamaan dalam komunitas Gereja. Ini mencakup:
- Dialog Internal untuk mengatasi perpecahan dalam Gereja melalui diskusi dan refleksi bersama.
- Solidaritas dengan yang terpinggirkan untuk mewujudkan kasih Tuhan melalui tindakan nyata kepada mereka yang membutuhkan, seperti narapidana, pengungsi, dan orang miskin.
- Misi Evangelisasi untuk menyampaikan pesan kasih dan harapan kepada mereka yang jauh dari iman.
Paus Fransiskus menggarisbawahi bahwa rekonsiliasi adalah jalan menuju pengharapan. Beberapa poin penting yang ditekankannya untuk Tahun Yubileum 2025 adalah:
- Mengatasi akar penyebab konflik dan ketidakadilan.
- Menghidupi semangat kerahiman dalam tindakan sehari-hari.
- Melibatkan diri dalam dialog perdamaian di tingkat lokal dan global.
Tahun Yubileum 2025 adalah momen istimewa untuk merenungkan dan mempraktikkan rekonsiliasi dalam seluruh aspek kehidupan. Melalui pembukaan Pintu Suci, umat Katolik diundang untuk bertobat, memperbarui iman, dan mengambil langkah nyata menuju dunia yang lebih damai, adil, dan penuh harapan. Dengan menjawab panggilan ini, umat menjadi saksi kasih Tuhan dan pembawa terang bagi dunia yang membutuhkan perubahan.
Rekonsiliasi bukan hanya sebuah tindakan rohani, tetapi juga komitmen sosial dan ekologis untuk memulihkan hubungan yang rusak, baik dengan Tuhan, sesama, maupun alam. Tahun Yubileum adalah panggilan bagi umat untuk menjadi peziarah pengharapan, membawa cinta dan belas kasih Tuhan ke seluruh penjuru dunia.
Relevansi Tradisi Pembukaan Pintu Suci Hingga Kini
Pembukaan Pintu Suci merupakan salah satu tradisi yang sangat penting dalam Gereja Katolik, khususnya selama Tahun Yubileum. Tradisi ini dimulai pada abad ke-15 dan memiliki makna teologis yang mendalam. Meski dimulai lebih dari 600 tahun yang lalu, pembukaan Pintu Suci terus relevan hingga kini, baik dalam konteks spiritual, sosial, maupun global.
1. Simbol Pengampunan dan Keselamatan
Pintu Suci, yang secara simbolis melambangkan Yesus Kristus sebagai "Pintu" menuju keselamatan, menjadi sarana untuk merenungkan pengampunan dan kasih Tuhan.
Dalam tradisi Katolik, umat yang melewati Pintu Suci dapat memperoleh indulgensi penuh, yang dianggap sebagai pengampunan dosa. Pada setiap Tahun Yubileum, umat diajak untuk bertobat dan memperbarui hubungan mereka dengan Tuhan, menerima kasih-Nya, dan menjalani kehidupan baru.
Relevansi tradisi ini di zaman modern sangat besar, terutama dalam konteks dunia yang penuh dengan ketegangan, konflik, dan krisis. Pintu Suci menjadi simbol bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni dan bahwa Tuhan selalu memberikan kesempatan untuk memulai kembali. Di dunia yang seringkali terbelah oleh kebencian dan kekerasan, pesan pengampunan ini sangat penting sebagai jalan menuju perdamaian batin dan sosial.
2. Pembaruan Spiritualitas dan Misi Gereja
Setiap kali Pintu Suci dibuka, Gereja Katolik mengajak umat untuk memperbarui iman dan spiritualitas mereka.
Pembukaan Pintu Suci bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga sebuah ajakan untuk melakukan perubahan hidup yang lebih baik, mengarah pada kesucian, dan menghidupi ajaran Kristus dengan lebih sungguh. Hal ini relevan di tengah tantangan dunia modern yang sering kali mendorong orang untuk terjebak dalam materi dan individualisme.
Selain itu, dengan tema seperti "Peziarah Pengharapan" pada Tahun Yubileum 2025, Paus Fransiskus mengajak umat untuk menjadi peziarah yang membawa harapan bagi dunia yang penuh dengan ketidakadilan dan penderitaan. Ini mengingatkan umat Katolik untuk tidak hanya memperdalam hubungan pribadi mereka dengan Tuhan, tetapi juga untuk terlibat aktif dalam membangun dunia yang lebih adil dan damai.
3. Relevansi Sosial: Solidaritas dan Inklusi
Paus Fransiskus, sejak awal masa kepausannya, menekankan pentingnya solidaritas dengan mereka yang paling terpinggirkan dalam masyarakat.
Pembukaan Pintu Suci di penjara Rebibbia, Roma, merupakan gebrakan baru yang akan dilakukan oleh Paus Fransiskus pada tanggal 26 Desember 2024.
Tindakan ini adalah contoh nyata dari ajakan untuk merangkul mereka yang berada di luar norma sosial, seperti narapidana atau mereka yang berada dalam kesulitan.
Pada Tahun Yubileum 2025, pembukaan Pintu Suci di penjara akan menjadi simbol bahwa kasih meliputi semua orang, tanpa terkecuali.
Hal ini sangat relevan di zaman sekarang, di mana ketidaksetaraan sosial, diskriminasi, dan pengucilan masih sangat nyata. Gereja Katolik, melalui tradisi ini, mengajak umat untuk mengingat bahwa pengampunan dan belas kasih tidak terbatas hanya untuk mereka yang berada di posisi yang lebih baik dalam masyarakat, tetapi juga bagi mereka yang terlupakan dan terpinggirkan.
4. Arah Perdamaian Dunia
Dalam dunia yang sering kali dikelilingi oleh perang, ketegangan politik, dan ketidakadilan, pembukaan Pintu Suci juga memiliki pesan perdamaian. Paus Fransiskus menyampaikan bahwa Tahun Yubileum adalah kesempatan bagi umat untuk berkomitmen pada perdamaian dan keadilan global. Hal ini relevan di zaman modern, di mana konflik global, seperti yang terjadi di Timur Tengah dan beberapa bagian dunia lainnya, sering kali mempengaruhi kehidupan jutaan orang.
Melalui Pintu Suci, Paus mengajak umat untuk lebih peduli terhadap penderitaan sesama, dan berupaya untuk mewujudkan dunia yang lebih damai dan inklusif. Pesan ini memiliki dampak yang kuat, mengingat banyaknya konflik dan ketidakadilan yang masih terjadi di dunia saat ini.
5. Harapan dan Pembaruan di Tengah Krisis
Dunia saat ini menghadapi berbagai tantangan besar, seperti krisis lingkungan, kemiskinan, perubahan iklim, dan pandemi global. Dalam konteks ini, Pintu Suci menjadi simbol harapan dan pembaruan. Seperti halnya umat Katolik yang melakukan peziarahan menuju Pintu Suci untuk memperoleh pengampunan dan pembaruan rohani, umat di dunia ini juga dipanggil untuk berpeziarah menuju masa depan yang lebih baik.
Paus Fransiskus sering mengingatkan umat untuk tidak menyerah pada pesimisme dan keputusasaan. Dalam dunia yang penuh tantangan ini, pesan Tahun Yubileum adalah bahwa Tuhan memberikan kesempatan untuk memulai kembali dan membawa harapan bagi dunia yang penuh dengan kegelapan.
Tradisi pembukaan Pintu Suci, meskipun berakar dari abad ke-15, tetap relevan hingga kini. Lebih dari sekadar ritual keagamaan, Pintu Suci mengingatkan umat untuk bertobat, memperbarui iman, dan berkomitmen pada nilai-nilai kasih, pengampunan, perdamaian, dan keadilan.
Di tengah dunia yang penuh dengan ketegangan sosial, konflik, dan krisis global, pembukaan Pintu Suci menjadi simbol harapan dan ajakan untuk hidup lebih baik, lebih peduli, dan lebih terhubung dengan sesama. Melalui tradisi ini, Gereja Katolik mengajak umat untuk terus menjadi saksi kasih Tuhan di dunia ini, membawa terang dan pengharapan bagi semua orang.
Selamat Natal 2024! Damai di bumi, damai di hati! (Yy)
Referensi:
- vaticannews.va
- mission.spaziospadoni.org
- catholicnewsagency.com
- wikipedia.com
- karyakepausanindonesia.org
- Michael Collins. “Vatikan: Menyingkap Rahasia Kota Suci”. Erlangga. 2008
- Homili Paus Fransiskus pada Misa Natal 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H