Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Patung Kanak Yesus Terbaring di Atas Kain Kaffiyeh di Vatikan, Sebuah Simbol Perdamaian Global

12 Desember 2024   11:30 Diperbarui: 12 Desember 2024   16:14 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paus Fransiskus di kursi roda dengan didampingi oleh Ramzi Khouri - Sabtu (7/12) (Photo by Andreas SOLARO/AFP)

“Cukup perang, cukup kekerasan! Tahukah Anda bahwa salah satu industri yang paling menguntungkan di sini adalah pembuatan senjata? Untung dari pembunuhan. Cukup perang! Saat mata kita berkaca-kaca, kita memanjatkan doa untuk perdamaian, agar perdamaian dapat berkuasa di seluruh dunia dan bagi semua orang yang dikasihi Tuhan,” – Paus Fransiskus

Pameran adegan kelahiran Yesus menjelang Natal menjadi agenda tahunan di Vatikan. Pohon Natal dari Ledro mulai dipasang lapangan Santo Petrus, Vatikan. Ledro menjadi simbol yang menonjol dalam berbagai perayaan Natal, baik di Italia maupun di negara-neraga lain di dunia.

Berasal dari Danau Ledro (Lago di Ledro), yang terletak di kawasan pegunungan Italia utara, pohon ini memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri karena menggabungkan keindahan alam dengan nuansa tradisional yang khas. Pohon Natal dari Ledro menggabungkan semangat lokalitas dan kelestarian alam, dengan pohon yang sering dipilih dari lingkungan alami di sekitar kawasan ini.

Pohon-pohon yang dipilih biasanya berasal dari jenis pohon cemara atau jenis pohon khas kawasan pegunungan yang cocok digunakan untuk dekorasi musim liburan, baik untuk acara lokal maupun dipamerkan di berbagai kota besar untuk memeriahkan perayaan Natal.

Kanak Yesus Terbaring di atas Kain Kaffiyeh

Sebuah pemandangan menyejukkan ketika Paus Fransiskus sebagai pemegang tahta tertinggi Vatikan meresmikan dan memberkati patung kanak Yesus terbaring di atas kain kaffiyeh dalam gelar pameran adegan kelahiran Yesus bertema “Nativity of Bethlehem 2024” di Aula Vatikan VI Basilika Santo Petrus pada Sabtu, 7 Desember 2024. 

Aula Vatikan VI ini dikenal dengan Aula Audiensi Kepausan, tempat Paus Fransiskus melakukan audiensi dan konferensi bersama publik.

Dalam peresmian ini, Paus Fransiskus hadir menggunakan kursi roda dengan didampingi oleh Ramzi Khouri yang merupakan anggota Komite Eksekusi Organisasi Pembebasan Palestina dan Kepala Komite Kepresidenan Palestina untuk Urusan Gereja.

Patung kanak Yesus terbaring di atas kain kaffiyeh (Photo by Andreas SOLARO / AFP)
Patung kanak Yesus terbaring di atas kain kaffiyeh (Photo by Andreas SOLARO / AFP)

Kain kaffiyeh merupakan kain yang memiliki makna kuat dalam sejarah Timur Tengah, terutama sebagai simbol identitas Palestina dan perjuangan kemerdekaan.  Adegan ini bukan hanya karya seni, tetapi juga simbol kuat yang menyerukan perdamaian, solidaritas, dan keadilan dalam konteks konflik yang berkepanjangan.

Keberadaan patung kanak Yesus yang terbaring di atas kain kaffiyeh ini mengarah kepada hubungan Tahta Suci yang dalam hal ini Keluarga Kudus dengan Bethlehem yang merupakan kota kelahiran Yesus yang kini berada di Tepi Barat. Patung yang terbuat dari kayu zaitun ini berhias kain bermotif kotak hitam putih khas Palestina “kaffiyeh”, menggambarkan erat hubungan antara pameran tersebut dengan tempat asalnya. [Vatican News]

Patung yang dibuat oleh seniman Palestina, Jonny Andonia dan Faten Nastas Mitwasi dalam “Nativity of Bethlehem 2024” ini menjadi simbol perjuangan dan harapan bagi Palestina. [Palestine Chronicle].

Adegan kelahiran Yesus - Keluarga Kudus & pohon natal (Photo by Andreas SOLARO / AFP)
Adegan kelahiran Yesus - Keluarga Kudus & pohon natal (Photo by Andreas SOLARO / AFP)

Patung Keluarga Kudus; Maria, Yusuf, dan bayi Yesus ini di bawah naungan Bintang Betlehem yang ditulis dalam bahasa Latin "Gloria in excelsis Deo et in terra pax hominibus bonae voluntatis" dan Arab yang berarti “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi serta kebaikan hati semua manusia.”

Pembuatan serta kegiatan pameran yang menampilkan pemandangan natal ini diorganisir oleh Komite Presiden Tertinggi Urusan Gereja di Palestina, bagian dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), bersama dengan Kedutaan Besari Palestina untuk Vatikan serta sejumlah lembaga lokal di Bethlehem, yakni Universitas Dar Al-Kalima dan Beitcharilo Center.

Konteks Pameran

Pameran ikonik Vatikan tahun ini mengundang perhatian banyak pemuka agama, tokoh budaya, dan pengamat politik dari berbagai belahan dunia. Kain kaffiyeh, yang identik dengan budaya Timur Tengah, digunakan dalam patung ini sebagai simbol solidaritas dengan masyarakat yang mengalami ketidakadilan dan konflik.

Melalui karya ini, Vatikan ingin menekankan pesan inklusi, perdamaian, dan penyelesaian konflik dengan dialog yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritual.

Simbolisme Patung Yesus dan Kain Kaffiyeh

Seringkali Yesus digambarkan dalam konteks kemanusiaan dan kesederhanaan, yang merepresentasikan kedamaian dan pengampunan. Dengan patung ini berdiri di atas kain kaffiyeh, makna yang terkandung semakin mendalam, menghubungkan warisan spiritualitas Kristen dengan isu keadilan sosial dan hak asasi manusia.

Kain kaffiyeh yang menjadi simbol perlawanan dalam konteks perjuangan Palestina sering dimaknai sebagai seruan terhadap ketidaksetaraan dan penindasan. Dengan menggabungkan simbol ini dengan tokoh Yesus, pameran ini menyoroti pentingnya dialog lintas agama dan budaya untuk mengatasi ketegangan yang ada.

Kain kaffiyeh memiliki makna yang kuat dalam sejarah Timur Tengah, terutama sebagai simbol identitas Palestina dan perjuangan kemerdekaan. Dalam konteks pameran ini, penggunaannya dalam patung bayi Yesus tidak hanya mencerminkan solidaritas, tetapi juga mengungkapkan seruan universal untuk keadilan dan kesetaraan tanpa diskriminasi agama dan etnis.

Dengan menempatkan Yesus dalam adegan ini, karya seni ini menyerukan pesan yang mendalam—bahwa semua umat manusia berhak untuk hidup dalam kedamaian, kebebasan, dan keadilan. Ini bukan hanya sekadar simbol politik, tetapi panggilan untuk membangun harmoni dan dialog lintas budaya dan agama.

Respon Publik dan Konteks Global

Vatikan, sebagai pusat spiritualitas Katolik global, memiliki peran strategis dalam mempromosikan perdamaian dan rekonsiliasi di berbagai wilayah konflik. Dengan pameran ini, mereka berupaya menyuarakan pesan kasih sayang dan solidaritas tanpa memandang latar belakang etnis atau agama.

Seperti halnya dengan karya seni yang memiliki simbolisme kompleks, patung ini memancing berbagai respons. Ada yang melihatnya sebagai langkah positif untuk membangun dialog lintas budaya dan agama. Namun, ada juga yang menanggapinya dengan skeptisisme atau penolakan karena melihat simbolisme tersebut sebagai campuran antara agama dan politik.

Vatikan berperan penting dalam memastikan bahwa karya ini tetap mengedepankan semangat perdamaian dan bukan provokasi atau polarisasi. Dengan menggunakan simbol-simbol ini, mereka berupaya memfasilitasi ruang refleksi dan dialog yang berfokus pada persatuan dan harmoni.

Sebuah Seruan untuk Perdamaian Global

Melalui patung ini, pesan universal disampaikan: bahwa konflik dan ketidaksetaraan dapat diselesaikan melalui empati, solidaritas, dan dialog. Yesus, sebagai simbol cinta kasih dan pengampunan, berbaring di atas kain kaffiyeh mengingatkan kita semua bahwa kemanusiaan memiliki kewajiban untuk saling mendukung dan mencari solusi bersama untuk membangun dunia yang damai.

Karya ini, pada akhirnya, adalah ajakan untuk berpikir, merenung, dan berusaha memperbaiki ketidakadilan yang terjadi di seluruh dunia melalui komunikasi, kerja sama, dan pemahaman yang lebih dalam.

Adegan patung bayi Yesus terbaring di atas kain kaffiyeh di Vatikan bukan hanya simbol seni, tetapi juga simbol harapan dan seruan untuk perdamaian. Dengan memadukan aspek spiritual dan simbol sosial-politik, pameran ini membuka ruang diskusi dan refleksi mendalam tentang masa depan yang berkeadilan, harmonis, dan damai bagi seluruh umat manusia.

Selamat menjalani masa adven bagi sahabat yang merayakannya. Salam damai dalam Tuhan. (Yy)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun