Jalan Lawas dan Kini Kota Malang
Membaca cerpen Ratna Indraswari Ibrahim “Pohon Kenari di Willem Straat” membawa kita semua ke suasana masa Kolonial Belanda di Kota Malang. Nama “Willem Straat” pun memiliki arti tersendiri. Nama yang identik dengan Kolonial Belanda.
Dilansir dari laman ngalam.id yang mengambil sumber data dari : “Sekilas Kota Malang – Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Malang” terdapat 189 nama Jalan Doeloe dan sekarang di kota Malang.
Kata imbuhan -straat, -plein, atau -weg merupakan imbuhan nama jalan di Malang tahun 1924-1928. “Willem Straat” merupakan salah satu yang termasuk dalam ke-189 nama jalan era Kolonial Belanda yang kini menjadi jalan Diponegoro.
Indonesia, terlebih kota Malang sangat lekat sejarahnya dengan Belanda. Hal ini terbukti bahwa beberapa ruas jalan di kota Malang masih sama dengan ketika zaman Kolonial Belanda seperti Jl. Kawi (dulu Kawi-straat), Jl. Malabar (dulu Malabar-weg), Jl. Taman Gayam (dulu Gayam-plein).
Nama-nama tersebut di atas, termasuk ke-189 nama jalan berdasarkan buku “Malang Beeld van een stad” (wearemania.id).
Menyibak Kembali Gambaran Masa Lalu
Melalui cerpen ini tim jurnalistik yang merupakan siswa gen Z dapat memahami sebagian kecil dari sejarah nama jalan zaman dulu di kota Malang. Hal ini mencuat di kepala ketika membaca kisah Mami Bulan, Bulan, dan mbah Jum yang tertuang dalam cerpen ini.
Melalui cerpen ini pula secara tidak langsung Ratna menyibak kembali gambaran masa lalu, sebuah kisah nostalgia yang indah dikenang; ada pohon tua bersejarah “Pohon Kenari”, ada “Willem Straat” nama jalan yang sarat dan kental dengan nuansa Kolonial Belanda dan sejarah nama jalan-jalan di zaman itu. (Yy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H