Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Memungut Tiga Mutiara dalam Cerpen Ratna

19 November 2024   15:00 Diperbarui: 19 November 2024   18:10 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam cerpen “Pohon Kenari di Willem Straat”, pohon kenari dikisahkan merupakan pohon yang bermanfaat bagi pemilik juga bagi warga sekitarnya.

Pohon-pohon kenari nyata telah ada dan ditanam oleh pemerintah Belanda di tahun 1914. Pohon ini mempunyai buah yang keras, berkulit luar berwarna hitam dan jika sudah masak kulit luar ini berasa manis kesukaan kelelawar. Bijinya putih dan gurih. Oleh karenanya sangat enak jika dijadikan topping bolu atau lebih popular disebut “Ontbijtkoek” atau “kue sarapan pagi” ala Belanda.

Digambarkan secara jelas pohon kenari ini menghasilkan buah yang sangat bermanfaat sehingga menjadi lahan rezeki bagi siapa saja yang sengaja memungut buah-buahnya yang berjatuhan di jalan dan halaman rumah sepanjang Willem Straat (sekarang jalan Diponegoro).

whatsapp-image-2024-11-19-at-13-07-06-190142c3-673c30a034777c310123cfe4.jpg
whatsapp-image-2024-11-19-at-13-07-06-190142c3-673c30a034777c310123cfe4.jpg
Sekapur sirih dari Bapak Abdul Malik (Sumber: Lilik Fatimah Azzahra)

Dalam cerpen dikisahkan mbah Jum sebagai seseorang yang selalu mengais rezeki dengan memunguti buah kenari di halaman depan rumah Bulan dan Maminya yang baik hati. 

Seiring perkembangan zaman dan teknologi rumah-rumah di sepanjang jalan Diponegoro mulai diberi pagar, termasuk rumah yang ditempati Mami Bulan karena alasan keamanan.

Meskipun tak suka rumahnya diberi pagar karena membuat mbah Jum tak leluasa mengambil buah-buah kenari di halaman rumah, Mami Bulan tetap membuka lebar-lebar pintu pagarnya agar mbah Jum atau cucu-cucunya dapat menikmati buah kenari di halaman rumahnya.

whatsapp-image-2024-11-19-at-13-07-05-175c1c4b-673c2e25ed64152de3545c02.jpg
whatsapp-image-2024-11-19-at-13-07-05-175c1c4b-673c2e25ed64152de3545c02.jpg
Sebuah kebanggaan dapat menjadi narasumber Kelas Membaca Cerpen Mbak Ratna (Sumber: Kenzo)

Hingga suatu ketika Mami Bulan dan mbah Jum menjadi dua sosok kenangan ketika Bulan dewasa yang tengah merenung duduk di teras depan rumah sambil memandangi pohon kenari, pohon kenangan yang kini hanya tinggal beberapa saja di kota Malang ini.

Pohon kenari menjadi begitu Istimewa, mengapa? Yuk kita kupas apa istimewanya pohon kenari yang bersejarah ini :

  • Pohon kenari yang mempunyai nama Latin Canarium, menjadi satu pohon heritage di kota Malang selain pohon tembesi atau Samanea Saman atau Rain Tree dan pohon beringin atau Ficus Benjamina.
  • Pohon kenari menduduki peringkat pertama di kota Malang karena jumlahnya yang banyak dibandingkan di daerah lain, yakni sekitar 145 pohon. Kita dapat menemukan pohon kenari ini berderet di kanan kiri jalan Diponegoro yang pada masa Kolonial Belanda bernama Willem Straat.
  • Pohon kenari pun mempunyai nilai heritage yang juga mampu menarik wisatawan.

Dari ulasan ini dapat disimpulkan bahwa Ratna telah menggambarkan sebuah pohon kenari sebagai pohon tua bersejarah dan mempunyai manfaat dalam cerpen“Pohon Kenari di Willem Straat."  Sebagai gambaran masa lalu yang mempunyai nilai histori yang tinggi yang masih dapat kami ketahui dan nikmati di masa kini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun