Obyek wisata religi ini berada di kota yang mempunyai julukan Land of Kings. Land of Kings merupakan tagline kota Blitar, sebuah daerah tempat raja-raja berkuasa, di antaranya Raja Singosari dan Majapahit.
Kota Blitar, dulunya merupakan hamparan hutan perawan yang belum terjamah manusia yang kemudian dibabat oleh Nilasuwarna atau Gusti Sudomo, anak dari Adipati Wilatika Tuban. Kota ini juga dikenal dengan Balitar (Bali Tartar) dan dalam versi lain BLITAR mempunyai kepanjangan 'Bhumi Laya Ika Tantra Adi Raja', yang berarti bumi tempat pusara raja-raja agung.Â
Di kota inilah Romo Johannes Maria Antonius Bartels, CM (1977-1993), seorang seorang misionaris dari Belanda yang merupakan pastor paroki Santa Maria Blitar ke-4 ini berinisiatif dan berhasil mendirikan Gua Maria Sendangrejo yang kini menjadi sebuah tujuan wisata religi terkenal di Jawa Timur.
Berawal dari kunjungan ziarah rohani beliau ke Gua Maria Pohsarang, Kediri bersama OMK (orang muda Katolik), beliau tergerak untuk mendirikan sebuah tempat ziarah dan devosi kepada Bunda Maria di kota Blitar.
Meminjam Tanah Milik Umat Islam
Pada waktu itu (1977), Romo Bartels, CM bersama pemrakarsa umat Katolik kelurahan Ngadirejo, mudika stasi Ngadirejo, Mangun Sampe dan Murjito mencari lahan yang layak dan memadai untuk dijadikan area gua Maria hingga akhirnya dipertemukan dengan seorang Ibu yang bernama Ibu Tumi.Â
Ibu Tumi ikhlas tanah miliknya dipergunakan sebagai tempat ibadah umat Katolik tanpa bayar. Nanik Sri Wiyanik, putri beliau menyampaikan bahwa Ibunya hanya berpesan agar pohon Bendo yang berada di kompleks tersebut dilestarikan.Â
Pada waktu itu Bu Tumi juga dengan setia dan ikhlas membersihkan area ini. Setiap hari beliau menyapu bersih daun dan ranting-ranting pohon yang berguguran di lahan ini.
Tahun 1977, atas seizin Bu Tumi tempat ziarah dan ibadah ini dibangun dan diprakarsai oleh Romo Bartels dan Bapak F.X. Sumadi sebagai koordinator panitia pembangunan. Tempat ini dulu kecil dan hanya dipergunakan secara intern gereja.