Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gua Maria Sendangrejo, Dulu Pinjam Tanah Seorang Umat Islam Kini Menjadi Wisata Religi Lintas Agama

12 Juli 2024   08:50 Diperbarui: 14 Juli 2024   09:13 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gua Maria Sendangrejo Blitar | Dokumentasi pribadi 2024

Bagi umat Katolik berziarah ke gua Maria merupakan sebuah ungkapan rohani yang memperkaya penghayatan iman dan devosi kepada bunda Yesus yang akrab dipanggil Bunda Maria.

Definisi atau arti devosi dapat dibaca melalui tulisan-tulisan saya pada kunjungan dan ziarah ke taman doa atau gua Maria di Malang sebelumnya.

Tulisan-tulisan terdahulu mengulas tentang taman doa atau gua Maria yang ada di kota Malang dengan kekhasannya masing-masing. Taman dan gua Maria tersebut antara lain adalah:

  • Taman Doa Maria Rosario Montfort
  • Taman Doa dan Kolumbarium Paranti Janti
  • Taman Doa Maria Bunda Segala Suku
  • Taman Doa Santa Maria Medali Wasiat
  • Gua Maria Pengantar Segala Rahmat dan Kanak-Kanak Yesus dari Praha, Batu
  • Gua Maria Sendang Retnoadi Ngadireso Tumpang

Obyek Wisata Religi Gua Maria Sendangrejo

Kali ini saya ingin mengulas tentang keberadaan Gua Maria Sendangrejo, sebuah obyek wisata religi yang ada di kota Blitar, Jawa Timur yang terbuka untuk umum. Banyak peziarah yang datang bahkan tak hanya dari kalangan umat Katolik melainkan lintas agama.

Dokumentasi pribadi 2018
Dokumentasi pribadi 2018

Sejak awal mula pendirian tempat ziarah, doa, dan meditasi ini sudah dilatarbelakangi oleh kisah toleransi dan kerukunan antar agama yang kuat. Tampak juga dari letak gua Maria ini berada di antara pemukiman padat penduduk dan di tengah hamparan sawah dan pepohonan yang rindang dan teduh.

Dari pusat Blitar kita melewati area Candi Penataran menuju gerbang perbatasan kota Blitar, sebelum gerbang tersebut di pertigaan kita mengambil arah ke kiri jalan terus. Sampai di pertigaan jalan D.I. Panjaitan ke barat kurang lebih 1 kilometer terdapat papan penunjuk arah ke arah Gua Maria Sedangrejo ke arah selatan.

Gapura masuk GM Sendangrejo | Foto : Yuyun Shava 2024
Gapura masuk GM Sendangrejo | Foto : Yuyun Shava 2024

Gua Maria Sedangrejo yang berlokasi di kelurahan Ngadirejo, kecamatan Kepanjenkidul, sekitar 5 kilometer ke arah utara dari Kawasan Makam Bung Karno ini dapat dijangkau oleh kendaraan roda dua dan mobil.

Jika peziarah atau pengunjung datang secara rombongan dengan bus disediakan lahan parkir di jalan D.I. Panjaitan lalu untuk menuju lokasi dapat ditempuh dengan berjalan kaki dan melewati rumah-rumah penduduk.

Sejarah Awal 

Obyek wisata religi ini berada di kota yang mempunyai julukan Land of Kings. Land of Kings merupakan tagline kota Blitar, sebuah daerah tempat raja-raja berkuasa, di antaranya Raja Singosari dan Majapahit.

Kota Blitar, dulunya merupakan hamparan hutan perawan yang belum terjamah manusia yang kemudian dibabat oleh Nilasuwarna atau Gusti Sudomo, anak dari Adipati Wilatika Tuban. Kota ini juga dikenal dengan Balitar (Bali Tartar) dan dalam versi lain BLITAR mempunyai kepanjangan 'Bhumi Laya Ika Tantra Adi Raja', yang berarti bumi tempat pusara raja-raja agung. 

Umat berziarah Jalan Salib | Dokumentasi pribadi 2018
Umat berziarah Jalan Salib | Dokumentasi pribadi 2018

Di kota inilah Romo Johannes Maria Antonius Bartels, CM (1977-1993), seorang seorang misionaris dari Belanda yang merupakan pastor paroki Santa Maria Blitar ke-4 ini berinisiatif dan berhasil mendirikan Gua Maria Sendangrejo yang kini menjadi sebuah tujuan wisata religi terkenal di Jawa Timur.

Berawal dari kunjungan ziarah rohani beliau ke Gua Maria Pohsarang, Kediri bersama OMK (orang muda Katolik), beliau tergerak untuk mendirikan sebuah tempat ziarah dan devosi kepada Bunda Maria di kota Blitar.

Meminjam Tanah Milik Umat Islam

Pada waktu itu (1977), Romo Bartels, CM bersama pemrakarsa umat Katolik kelurahan Ngadirejo, mudika stasi Ngadirejo, Mangun Sampe dan Murjito mencari lahan yang layak dan memadai untuk dijadikan area gua Maria hingga akhirnya dipertemukan dengan seorang Ibu yang bernama Ibu Tumi. 

Ibu Tumi ikhlas tanah miliknya dipergunakan sebagai tempat ibadah umat Katolik tanpa bayar. Nanik Sri Wiyanik, putri beliau menyampaikan bahwa Ibunya hanya berpesan agar pohon Bendo yang berada di kompleks tersebut dilestarikan. 

Berdevosi di Gua Maria Sendangrejo | Dokumentasi pribadi 2018
Berdevosi di Gua Maria Sendangrejo | Dokumentasi pribadi 2018

Pada waktu itu Bu Tumi juga dengan setia dan ikhlas membersihkan area ini. Setiap hari beliau menyapu bersih daun dan ranting-ranting pohon yang berguguran di lahan ini.

Tahun 1977, atas seizin Bu Tumi tempat ziarah dan ibadah ini dibangun dan diprakarsai oleh Romo Bartels dan Bapak F.X. Sumadi sebagai koordinator panitia pembangunan. Tempat ini dulu kecil dan hanya dipergunakan secara intern gereja.

Dokumentasi pribadi 2024
Dokumentasi pribadi 2024

Lahan seluas 1 hektar yang semula dipinjam dari Ibu Tumi pada akhirnya dibeli dan dibayar lunas kepada keluarga beliau setelah Ibu Tumi meninggal dunia. Seiring berjalannya waktu tempat doa ini kemudian direnovasi dan dikembangkan sebagai tempat ziarah jalan salib dan gua Maria yang ramai dengan peziarah hingga kini.

Kini tempat ini dikelola oleh Bapak Yohanes Yulianto Purnomo.

Jadwal Misa Kamis Jumat I | Dokumentasi pribadi 2024
Jadwal Misa Kamis Jumat I | Dokumentasi pribadi 2024

Menjadi Destinasi Wisata Religi

Gua Maria Sendangrejo merupakan salah satu destinasi wisata yang masuk dalam katalog "Blitar City Tourism" sebagai destinasi wisata religi selain Masjid Baiturrahim, Langgar An-Nur, Pura Sapto Argo Sido Langgeng, dan Vihara Bodhigiri.

Gua Maria Sendangrejo diresmikan oleh Bupati Blitar ke-4, Drs. Djarot Syaiful Hidayat pada tahun 2005. Setelah dilakukan renovasi dan pembangunan, pemerintah kota Blitar memasukkan Gua Maria Sendangrejo sebagai salah satu obyek wisata religi di kota Blitar dan sejak itu destinasi wisata religi ini terbuka untuk umum.

Dokumentasi pribadi 2024
Dokumentasi pribadi 2024

Gua Maria Sendangrejo ini diberkati oleh Bapa Uskup Surabaya Mgr. (Baca Monsinyur) Vincentius Sutikno Wisaksono (almarhum) pada 1 Januari 2012 dan menjadi tempat doa, meditasi dan ziarah bagi umat Katolik.

Ambiance Sejuk dan Meditatif

Di tengah hamparan sawah dan perumahan penduduk, dikelilingi pohon-pohon yang rimbun dan teduh membuat Gua Maria ini sejuk dan pas untuk rileks. Ketenangannya juga membuat kita dapat bermeditasi dan berdoa dengan khusuk. Letaknya di bantaran sungai juga membuat tempat ini sejuk dan degar oleh gemericik air sungai.

Patung Pieta di depan Pendopo | Dokumentasi pribadi 2024
Patung Pieta di depan Pendopo | Dokumentasi pribadi 2024

Ambiance sejuk dan meditatif disertai sarana yang mendukung menjadikan tempat ini selalu menjadi pilihan dalam wisata ziarah dan rekreasi.

Berbagai kegiatan rohani mulai usia anak sekami (Sekolah Minggu), remaka (Remaja Katolik), Misdinar, orang muda Katolik (OMK), kelompok-kelompok rohani Katolik, baik lingkungan, wilayah, dan paroki maupun kategorial seperti Legio Maria, Wanita Katolik Republik Indonesia hingga lansia sering diselenggarakan di tempat ini.

Misa Kamis di Jumat Pertama menjadi agenda rutin yang terjadwal sepanjang tahun, dan di tahun 2024 sudah terpampang di papan pengumuman di area depan Gua Maria Sendangrejo ini.

Gua Maria Sendangrejo ini sangat ramai di bulan Mei (Bulan Maria) dan bulan Oktober (Bulan Rosario), di mana umat Katolik melaksanakan devosi kepada Bunda Maria dengan berdoa rosario.

Ziarah Jalan Salib | Dokumentasi pribadi 2018
Ziarah Jalan Salib | Dokumentasi pribadi 2018

Selain berdoa dan meditasi, umat Katolik juga berziarah dengan menapaki jalan salib di sepanjang jalur jalan salib dengan melalui replika 14 peristiwa sengsara Yesus Kristus. Replika ini merupakan gambaran "Via Dolorosa" artinya Jalan Kesengsaraan" atau "Jalan Penderitaan"; bahasa Inggris: "Way of Grief," "Way of Sorrow," "Way of Suffering" atau "Painful Way" yang diyakini sebagai jalan yang dilalui Yesus sambil memanggul salib menuju Kalvari. [wikipedia.com]

Air Sendangrejo Berkhasiat

Gua Maria Sendangrejo dinamakan sendangrejo karena air yang terkandung dalam sendang ini berkhasiat. Di sana terdapat goa kecil yang berisikan sumber air dan banyak yang meyakini, air dari sumber itu dapat membantu menyembuhkan berbagai penyakit. Hal ini diyakini oleh para peziarah yang sering datang di tempat suci ini.

Peziarah dapat mengambil sumber air ini dengan menempatkan pada jurigen yang telah disediakan di kios atau toko yang ada di Gua Maria ini, atau dapat membawanya dengan botol air mineral untuk dibawa pulang.

Sahabat saya ketika berkunjung ke tempat ini | Dokumentasi pribadi 2024
Sahabat saya ketika berkunjung ke tempat ini | Dokumentasi pribadi 2024

Kuatnya Toleransi 

Berdasarkan ulasan tentang Gua Maria Sendangrejoini dapat kita petik benang merah bahwa nilai-nilai toleransi dan keberagaman agama dan keyakinan telah terjalin sejak tempat inilahir dan berdiri hingga saat ini.

Tempat yang diawali dengan keikhlasan seorang Ibu Tumi yang beragama Islam meminjamkan tanahnya untuk tempat ibadah kaum Kristiani hingga akhirnya dibeli dan seutuhnya menjadi sebuah tempat wisata religi bagi seluruh umat lintas agama se-nusantara.

Sebuah nilai yang patut kita junjung tinggi dan pelihara sebagai warisan berharga untuk anak cucu generasi masa depan.

Kenangan bersama keluarga Yy'Squad - 2018
Kenangan bersama keluarga Yy'Squad - 2018

Dalam kesempatan berkunjung ke tempat ini saya pun bersama sahabat saya yang beragama Islam. Sahabat saya pun turut berdoa dan bermeditasi sesuai dengan agama dan keyakinannya tanpa terganggu atau mengganggu peziarah yang lain.

Terlihat begitu damai dan indah, dan akan lebih indah jika semua warga bangsa Indonesia dapat menjalankan dan membudayakan kebersamaan dalam keberagaman seperti ini. Amin, Semoga.

Salam Toleransi! (Yy)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun