Itulah kendala bagi masyarakat awam untuk mengolahnya secara mandiri meskipun menghilangkan asam oksalatnya dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti menggunakan larutan NaCL, bio pengurai juga garam grosok dan abu.
Porang tumbuh dengan mudah di dataran rendah di atas tanah dengan kontur agak kering seperti di semak belukar, area terganggu dan pinggiran hutan. Jika dibudidaya di lahan oleh petani, porang panen perdana dalam jangka waktu 2 tahun, kemudian dapat dipanen 1 tahun sekali tanpa menanam lagi umbinya.
Porang dibudidayakan para petani di beberapa wilayah Indonesia, antara lain di desa Rejoyoso, Bantur Kabupaten Malang yang kemudian diekspor berupa umbi, olahan tepung dan chip melalui sentra budidaya dan pengolahannya di kota Pasuruan yang mengolah porang menjadi konnyaku dan shirataki sejak tahun 1971.
Sebelum menjadi primadona porang sudah menjadi komoditi ekspor unggulan yang menjanjikan. Semoga seiring perkembangan teknologi, Indonesia dapat memproduksi sendiri bahan-bahan makanan dari porang sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengkonsumsi dan juga dapat mengolahnya secara mandiri.
Selain porang, olahan beras rendah kalori yang sudah dikenal adalah shirataki. Olahan dari konjac tersebut sama-sama terkenal sebagai makanan diet yang diolah dalam bentuk tepung, beras dan mie.Â
Makanan olahan dari porang dan konjac ini berkhasiat menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol, mencegah sembelit dan aman bagi penderita diabetes.