Jepang mengerahkan romusha untuk membangun akses penerbangan ini. Romusha adalah buruh paksa Jepang selama Perang Dunia II.
Kata “romusha” berasal dari bahasa Jepang yang terdiri dari “ro” yang artinya buruh dan “musha” berarti prajurit atau tentara.
Romusha merupakan warga pribumi Indonesia yang dipaksa untuk bekerja dalam mengerjakan proyek infrastruktur membangun jalan, pelabuhan, landasan pacu, dan proyek konstruksi lainnya.
Malang Kota Militer
Kota Malang mempunyai banyak gelar, dan salah satunya adalah sebagai Kota Ksatrian atau Kota Militer. Di kota ini banyak didirikan tempat pelatihan militer, asrama dan mess perwira di kawasan Rampal.
Terdapat beberapa titik militer Jepang di Malang yang akhirnya dikuasai oleh BKR/TKR pada waktu itu (1945), yaitu markas Kenpei Tai, Jl. Semeru 42, markas Katagiri Butai, Rampal dan Lapangan terbang Bugis. [terakota.id]
Pada masa penjajahan Jepang, lapangan terbang di Malang terdapat di kawasan Bugis (sekarang Bandara Lanud Abdulrahman Saleh) yang pernah dipakai Angkatan Laut Jepang dan dibangun pada pemerintah kolonial sejak 1937 hingga tahun 1940.
Yang menarik dan jarang orang tahu adalah bahwa di kawasan Sundeng (sekarang Sawojajar) pada masa itu juga dibangun lapangan terbang. Saat ini kawasan ini menjadi perumahan Dirgantara dan Sawojajar. [malang.co.id]