Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siapa Sangka Malang Punya Dua Lapangan Udara di Masa Pendudukan Jepang

17 Desember 2023   20:40 Diperbarui: 18 Desember 2023   09:44 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambaran romusha dipulangkan setelah Jepang kalah | Foto : pinterest @Mazdarwan

Jepang mengerahkan romusha untuk membangun akses penerbangan ini. Romusha adalah buruh paksa Jepang selama Perang Dunia II. 

Ilustrasi romusha atau kerja paksa  | Foto : pojoksatu.id
Ilustrasi romusha atau kerja paksa  | Foto : pojoksatu.id

Kata “romusha” berasal dari bahasa Jepang yang terdiri dari “ro” yang artinya buruh dan “musha” berarti prajurit atau tentara.

Gambaran romusha dipulangkan setelah Jepang kalah | Foto : pinterest @Mazdarwan
Gambaran romusha dipulangkan setelah Jepang kalah | Foto : pinterest @Mazdarwan

Romusha merupakan warga pribumi Indonesia yang dipaksa untuk bekerja dalam mengerjakan proyek infrastruktur membangun jalan, pelabuhan, landasan pacu, dan proyek konstruksi lainnya.

Malang Kota Militer

Kota Malang mempunyai banyak gelar, dan salah satunya adalah sebagai Kota Ksatrian atau Kota Militer. Di kota ini banyak didirikan tempat pelatihan militer, asrama dan mess perwira di kawasan Rampal. 

Peta Kota Malang dari Seksi Geografi Sekutu, koleksi Monash University | Foto : terakota id
Peta Kota Malang dari Seksi Geografi Sekutu, koleksi Monash University | Foto : terakota id

Terdapat beberapa titik militer Jepang di Malang yang akhirnya dikuasai oleh BKR/TKR pada waktu itu (1945), yaitu markas Kenpei Tai, Jl. Semeru 42, markas Katagiri Butai, Rampal dan Lapangan terbang Bugis. [terakota.id]

Pada masa penjajahan Jepang, lapangan terbang di Malang terdapat di kawasan Bugis (sekarang Bandara Lanud Abdulrahman Saleh) yang pernah dipakai Angkatan Laut Jepang dan dibangun pada pemerintah kolonial sejak 1937 hingga tahun 1940. 

Marsda Udara Prof. dr. Abdulrachman Saleh, Sp.F atau dikenal dengan nama julukan
Marsda Udara Prof. dr. Abdulrachman Saleh, Sp.F atau dikenal dengan nama julukan "Karbol" | symbolhunt.com

Yang menarik dan jarang orang tahu adalah bahwa di kawasan Sundeng (sekarang Sawojajar) pada masa itu juga dibangun lapangan terbang. Saat ini kawasan ini menjadi perumahan Dirgantara dan Sawojajar. [malang.co.id]

Menjadi Perumahan Nasional 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun