Pada awalnya stasiun Kota Malang dibangun menghadap ke timur tepatnya menghadap markas pertahanan yang berlokasi di Rampal, Malang. Sejak zaman Hindia Belanda aneka batalyon dipusatkan di sana.Â
'Staatspoorwegen' (SS) mendirikan 'Stationweg' dan 'Voorkampementweg' setelah berkonsultasi dengan BOW 'Burhelijke Openbare Werken' atau Dinas Pekerjaan Umum Sipil Hindia Belanda.
Kini stasiun bagian timur ini telah dibangun secara modern dengan berbagai fasilitas yang kekinian. Stasiun ini dibangun di masa pandemi beberapa tahun terakhir. Bagian depan stasiun ini masih tetap berjajar komplek kantor dinas, rumah sakit dan perumahan TNI Angkatan Darat.
Stasiun Malang baru ini bersebelahan dengan Dipo Kereta dan Lokomotif Malang yang difungsikan sebagai kantor dan gudang untuk menyimpan alat-alat perawatan jalur kereta api.
Stasiun Malang yang baru ini ini resmi digunakan pada hari Senin, 10 Mei 2021 dan hanya melayani perjalanan kereta jarak jauh. Saat ini ada dua kereta api jarak jauh yang beroperasi di stasiun ini adalah KA Tawang Alun (Malang-Ketapang, Banyuwangi) dan KA Gajayana (Malang-Gambir, Jakarta).
Stasiun Malang Bagian Barat
Seperti kita ketahui sekarang ini Stasiun Kota Malang bagian barat menghadap Daendels Boulevard, kawasan Alun Alun Tugu dengan latar belakang Gunung Putri Tidur atau Gunung Kawi.
Dilansir dari laman heritage.kai.id disebutkan bahwa rencana penataan kota sebenarnya sudah muncul sejak tahun 1920, salah satunya mengatasi permasalahan perjalanan kereta api mengingat Stasiun Malang berada di sebelah timur jalur kereta api sedangkan perkembangan kota mengarah ke sebelah barat jalur kereta.
Menyikapi hal tersebut maka dibuatlah gagasan pemindahan stasiun ke sebelah barat jalur kereta di tahun 1927. Pemerintah menyetujui rencana tersebut setelah tiga tahun kemudian.Â
Kala itu Gemeente Malang bersedia membantu sepertiga biaya pemindahan stasiun dan didanai oleh 'Staatspoorwegen' (SS). Rencana ini terhalang dan tak dapat terealisasi karena terjadi 'malaise' (krisis ekonomi) di tahun 1930.