Melalui sosialisasi terus menerus, masyarakat tergerak turut serta dalam pemberdayaan desa antara lain seperti menyediakan rumahnya sebagai homestay bagi wisatawan, menjadi pemandu wisata, penyedia jasa transportasi wisata, dan budidaya hasil pertanian dan peternakan warga sebagai ikon makanan khas desa wisata ini.
Eksistensi Desa Wisata Gubuklakah
Secara harfiah nama Gubuklakah berasal dari dua suku kata yaitu “gubug” (bahasa Jawa yang artinya tempat sederhana) dan “klakah” (Bahasa Jawa-Tengger yang artinya bambu yang dibelah dua). Jika dilihat dari namanya, desa ini identik dengan penduduknya yang jauh dari sejahtera, namun dengan konsistensi masyarakatnya untuk membangun dan memajukan desanya, desa ini kini menjelma menjadi Desa Wisata yang mulai viral, dilirik dan menjadi satu destinasi wisata.
Dahulu desa ini hanya sebagai desa yang dilewati untuk berwisata ke Gunung Bromo, namun saat ini menjadi tempat tujuan wisata dalam satu paket tour ke Gunung Bromo. Letaknya pun sangat strategis di kaki gunung Bromo.
Eksistensi desa ini semakin dikenal ketika meraih penghargaan Juara 3 Desa Wisata, dan Juara 1 lomba Pokdarwis pada tahun 2014.
5 Wisata Khas Desa Wisata Gubuklakah
Desa Wisata Gubuklakah mempunyai kekhasan tersendiri baik wisata alamnya maupun wisata budayanya. Di sini penulis menjabarkan 6 wisata yang khas di Gubuklakah yang merupakan bukti eksistensinya sebagai Desa Wisata:
Wisata Alam Air Terjun
Terdapat tiga air terjun yang indah di Desa Wisata Gubuklakah; Coban Pelangi, Coban Trisula dan Coban Bidadari. Semua mempunyai keunikan masing-masing yang memikat hati banyak orang.
Coban Pelangi merupakan obyek wisata alam air terjun setinggi 30 meter dengan arus air yang kuat. Air terjun yang dikenal sejak tahun 1984 ini dikelilingi tebing-tebing tinggi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Akses menuju lokasi air terjun ini dapat ditempuh dengan trekking melalui hutan selama 20-30 menit dari lokasi parkir. Fenomena munculnya pelangi di air terjunnya membuatnya dinamai Coban Pelangi.