Malang dikenal sebagai daerah yang sejuk, nyaman dan menyimpan spot-spot wisata beraneka ragam. Selain wisata alam, wisata budaya juga mendominasi pilihan untuk wajib dikunjungi.
Daerah Kabupaten Malang bagian selatan terdapat begitu banyak obyek wisata alam, khususnya pantai-pantainya yang eksotis. Daerah Batu, sebagai kota otonom yang sebelumnya masuk dalam bagian dari Kabupaten Malang juga tersebar luas destinasi wisata alam yang sangat indah. Tak kalah menarik sepanjang jalan menuju kaki gunung Bromo banyak lokasi yang menyimpan tempat-tempat wisata alam yang luar biasa.
Yang menarik adalah lahirnya desa-desa wisata yang mendongkrak perekonomian masyarakat. Satu desa wisata di antara sekian banyak desa wisata di Kabupaten Malang, ada satu desa yang layak diperhitungkan adalah Desa Wisata Gubuklakah.
Desa Wisata Gubuklakah
Mengutip laman bbplm-jakarta.kemendesa.go.id, Kementerian Pariwisata (2011) menjelaskan bahwa kriteria dalam menentukan desa yang akan dijadikan desa wisata adalah memiliki potensi wisata yang dapat dimanfaatkan sebagai atraksi wisata, memiliki aksesibilitas, dan sudah memiliki aktivitas wisata atau berada dekat dengan aktivitas wisata yang sudah ada dan terkenal.
Desa Wisata Gubuklakah berlokasi di Jl. Raya Gubuklakah, Besuki Selatan, Wringinanom, kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Berdasarkan data gubuklakah-malangkab.desa.id; penduduk desa Gubuklakah berjumlah 3.734 jiwa dalam satu dusun.
Desa ini berhawa sejuk dengan temperatur 20-22 derajat Celcius. Keberadaan Desa Wisata Gubugklakah berada di daerah pegunungan yang sebagian besar merupakan kawasan dengan topografi yang cenderung berbukit, sehingga penggunaan lahan didominasi oleh perkebunan dan pertanian.
Sejalan dengan konsep pariwisata, pada tahun 2010 Desa Wisata Gubuklakah ini dibentuk dan dikelola oleh lembaga yang beranggotakan masyarakat pariwisata yang bernama Lembaga Desa Wisata (Ladesta) Gubuklakah atau dikenal dengan DWG yang kemudian menjadi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), tepatnya pada tanggal 20 Agustus 2010.
Pokdarwis ini berkewajiban untuk memberdayakan warga dengan menggalakkan gerakan sadar wisata yang bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat desa Gubuklakah.
Melalui sosialisasi terus menerus, masyarakat tergerak turut serta dalam pemberdayaan desa antara lain seperti menyediakan rumahnya sebagai homestay bagi wisatawan, menjadi pemandu wisata, penyedia jasa transportasi wisata, dan budidaya hasil pertanian dan peternakan warga sebagai ikon makanan khas desa wisata ini.
Eksistensi Desa Wisata Gubuklakah
Secara harfiah nama Gubuklakah berasal dari dua suku kata yaitu “gubug” (bahasa Jawa yang artinya tempat sederhana) dan “klakah” (Bahasa Jawa-Tengger yang artinya bambu yang dibelah dua). Jika dilihat dari namanya, desa ini identik dengan penduduknya yang jauh dari sejahtera, namun dengan konsistensi masyarakatnya untuk membangun dan memajukan desanya, desa ini kini menjelma menjadi Desa Wisata yang mulai viral, dilirik dan menjadi satu destinasi wisata.
Dahulu desa ini hanya sebagai desa yang dilewati untuk berwisata ke Gunung Bromo, namun saat ini menjadi tempat tujuan wisata dalam satu paket tour ke Gunung Bromo. Letaknya pun sangat strategis di kaki gunung Bromo.
Eksistensi desa ini semakin dikenal ketika meraih penghargaan Juara 3 Desa Wisata, dan Juara 1 lomba Pokdarwis pada tahun 2014.
5 Wisata Khas Desa Wisata Gubuklakah
Desa Wisata Gubuklakah mempunyai kekhasan tersendiri baik wisata alamnya maupun wisata budayanya. Di sini penulis menjabarkan 6 wisata yang khas di Gubuklakah yang merupakan bukti eksistensinya sebagai Desa Wisata:
Wisata Alam Air Terjun
Terdapat tiga air terjun yang indah di Desa Wisata Gubuklakah; Coban Pelangi, Coban Trisula dan Coban Bidadari. Semua mempunyai keunikan masing-masing yang memikat hati banyak orang.
Coban Pelangi merupakan obyek wisata alam air terjun setinggi 30 meter dengan arus air yang kuat. Air terjun yang dikenal sejak tahun 1984 ini dikelilingi tebing-tebing tinggi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Akses menuju lokasi air terjun ini dapat ditempuh dengan trekking melalui hutan selama 20-30 menit dari lokasi parkir. Fenomena munculnya pelangi di air terjunnya membuatnya dinamai Coban Pelangi.
Tak kalah cantik ada Coban Bidadari terletak di dekat pintu masuk kawasan Taman Bromo-Tengger-Semeru yang lebih memukau jika kita dapat mengunjunginya ketika cuaca tidak hujan. Kita dapat menyaksikan sunrise, dan juga sunset. Terdapat banyak spot foto yang indah di obyek wisata yang diresmikan pada tahun 2017 ini.
Satu lagi adalah Coban Trisula Bromo yang indah dan unik karena bentuk air terjunnya memiliki tiga tingkatan dan berbentuk seperti garpu, yang menyebabkan coban ini dinamai Trisula karena bentuknya seperti trisula yang menancap. Tingkatannya mempunyai nama Coban Atas, Coban Tengah dan Coban Bawah.
Lebih keren lagi bahwa Coban Trisula ini menjadi wahana konservasi satwa dan tumbuhan di area Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang menjaga alamnya tetap indah dan satwanya tetap terlindungi.
Wisata Agro
Terdapat Agrowisata Sapi Perah Nusa Pelangi, merupakan tempat pemerahan susu sapi konvensional dan modern yang dapat menghasilkan susu segar dengan berbagai olahannya seperti susu segar, yogurt, permen, dan masih banyak lagi.
Selain sapi perah, ada agrowisata petik apel jenis manalagi. Tepat sekali jika Malang dikenal sebagai kota Apel karena apel tidak hanya di Batu melainkan juga di Desa Wisata Gubuklakah ini. Sama halnya dengan susu, apel juga diolah menjadi berbagai ragam makanan seperti kripik, jenang, permen dan lain sebagainya.
Wisatawan juga dapat memetik dan memakan langsung apelnya, atau bisa membelinya secara kiloan apel hasil petikannya jika ingin membawanya sebagai oleh-oleh.
Wisata River Tubing dan Rafting
Wisata tubing dan rafting bernama Ledok Amprong di Sungai Amprong ini sangat digemari wisatawan. Arus sungai Amprong ini kuat dan berjeram-jeram. Airnya bersih dan segar. Wisatawan dapat melakukan tubing sendiri dengan ban, atau rafting berbarengan maksimal 6 orang.
Wisata Gunungsari Sunset (GSS)
Merupakan wana wisata hutan pinus yang cantik dan instagramable. Jalur menuju tempat ini sejalan atau searah ke Coban Pelangi. Wana wisata yang dibuka sejak 2016 ini banyak dikunjungi wisatawan. Di GSS ini kita dimanjakan dengan spot-spot yang menakjubkan di antara hamparan hutan dan pesona Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.Area yang pas untuk menikmati sunset do sebuah gelandang sebelah timur.
GSS mengusung tema 'home and resto' yang menyediakan paket lengkap bagi wisatawan yang berkunjung ke sana dan menghabiskan akhir pekan seperti homestay, restoran, cafe, mushola, taman, gazebo dengan area parkir yang sangat luas.
Wisata Budaya Tari Klono
Satu hal yang khas lagi adalah sajian tari topeng Malangan yang disebut Tari Klono. Sajian ini menjadi tarian khas bagi pengunjung atau wisatawan tour ke Gunung Bromo dan paket wisata di Desa Wisata Gubuklakah.
Klono merupakan tokoh yang kuat dan keras dengan ciri khas wajah berwarna merat tua atau coklat denga mata yang melotot. Tokoh Klono sendiri merupakan tokoh sahabat Panji dan Gunungsari.
Desa Wisata Gubuklakah Layak Memeriahkan Adira Festival Kreatif Lokal
Dari paparan di atas, Desa Wisata Gubuklakah sangat layak untuk menjadi ikon desa yang kreatif dan desa wisata ramah berkendara sejalan dengan salah satu program Adira Finance bertajuk Festival Kreatif Lokal (FKL) yang mendukung pemulihan ekonomi Indonesia.
Program Festival Kreatif Lokal yang digagas Adira Finance bertujuan mendongkrak kreativitas masyarakat Indonesia untuk menaikkan kualitas desa di mata khalayak baik domestik maupun mancanegara melalui potensi-potensi yang terkandung di dalamnya.
Dalam adira.id/e/fkl2022-blogger dijabarkan maksud dan tujuan program FKL bagi pengembangan dan pemberdayaan desa-desa menjadi kokoh karena kekayaan wisata di daerahnya.
Hal ini sejalan pula dengan program pemerintah untuk meningkatkan potensi wisata oleh desa-desa di Indonesia yang diperkuat dengan promosi program Anugerah Desa Wisata Indonesia oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Sandiaga Shalahuddin Uno pada tanggal 22 Mei 2022 di Desa Wisata Pujon Kidul, Batu yang merupakan desa percontohan bagi desa-desa wisata di Indonesia.
Eksis dan Konsisten
Melalui program Festival Kreatif Lokal yang diprakarsai oleh Adira Finance ini diharapkan Desa Wisata Gubuklakah menjadi obyek wisata yang semakin eksis di khalayak domestik maupun mancanegara dan konsisten dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat.
Dengan eksistensinya sebagai daerah wisata yang menjadi pilihan diharapkan masyarakat menjaga konsistensi kreativitasnya hingga di masa-masa mendatang. Sehingga melalui itu perekonomian masyarakat semakin pulih, kokoh, dan berkembang seiring dengan tema World Tourism Day 2022 "Rethinking Tourism" di mana sektor pariwisata menyatukan visi dan misi melalui ide-ide atau gagasan kreatif yang berorientasi terhadap people dan planet guna memperkuat resiliensi. [komonfo.id]
Salam Pariwisata Indonesia! (Yy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H