Romo Ignasius Budiono, Ordo Carmel pendamping retret mulai 25 – 29 Oktober 2022 ini mengawali sesi dengan tajuk Mengolah Hati. Beliau mengungkapkan bahwa retret pertama-tama adalah SAAT UNTUK BERDOA, saat hening dan mengolah HATI.
Hati adalah yang paling penting dari manusia. Hati merangkum seluruh diri manusia. “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan“ (Ams 4,23).
Hati adalah yang paling penting dari manusia. Hati merangkum seluruh diri manusia. Manusia sangat perlu olah raga, namun juga sangat perlu melakukan olah hati.
Dengan mengolah hati manusia diharapkan dapat menjaga dan memelihara kesehatan hatinya di tengah perkara yang sulit bahkan yang tak ada harapannya sekalipun.
Seperti anak kecil yang baru belajar jalan akan mengalami saat jatuh, jatuh dan jatuh sebelum akhirnya akan mampu bangkit sendiri berjalan bahkan berlari. Seperti kalimat seorang revolusioner, Tan Malaka “terbentur, terbentur, terbentur, terbentuk” yang mengingatkan kita untuk tidak menyerah dalam mencapai sebuah tujuan.
Dipanggil untuk Mencintai dan Berbelas Kasih
SERVIAM [Servite et amate = layanilah dan cintailah ] menjadi motto dan core values seluruh sekolah Ursulin. Melayani dan mencintai menjadi nilai Pendidikan Ursulin yang merupakan panggilan dasar manusia.
Santa Angela sebagai pendiri Ordo Suster Ursulin dan Suster-suster Angelin telah memberikan teladan cinta dan belas kasih yang dihidupi hingga saat ini.
Ciri mendasar hidup St. Angela ialah kesatuan kontemplasi dan aksi; KONTEMPLASI dengan menjalin hubungan dekat dengan Yesus yang dipelihara dengan doa, dan AKSI yakni menjalin hubungan dekat yang berbuah pelayanan kepada orang lain atau sesama.
Romo Budi memaparkan bahwa kenyataan yang harus manusia hadapi di zaman sekarang ini bertolak belakang dengan kekayaan cinta dan belas kasih. Saat ini kita hidup dalam “Masyarakat yang cair” (Liquid Society) di mana ikatan antar satu sama lain menjadi semakin cair.
Orang tidak merasa begitu terikat dengan keluarganya, komunitasnya, merasa bisa hidup sendiri. Keluarga atau komunitas dirasakannya sebagai “kurang penting”.
Orang semakin individualis karena merasa mampu menyelesaikan semuanya sendiri. Relasi antar personal pun semakin dangkal dan tak mampu dalam memasuki hati sendiri yang berdampak pada kekosongan batin.