Pada semester sebelum pandemi berlangsung, saya menerapkan pembelajaran langsung di laboratorium kimia. Siswa saya arahkan untuk melakukan observasi bahan-bahan kimia yang tersedia di laboratorium.Â
Setelah itu siswa mengidentifikasi dan mengumpulkan data bahan kimia yang sering digunakan di laboratorium kimia. Mereka secara berkelompok diarahkan untuk membaca dan memahami 16 bagian yang terdapat dalam MSDS masing-masing bahan kimia.Â
Secara berkelompok mereka akan mempresentasikan point-point penting dan wajib mereka ingat agar saat menggunakan bahan kimia nantinya, mereka berada dalam kondisi tetap sehat dan selamat, terhindari dari Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK).
Sejak pandemi  berlangsung selama 1,5 tahun, saya berupaya menyajikan pembelajaran jarak jauh dengan berbagai inovasi pembelajaran Daring. Mulai dari membuat video pembelajaran, tugas proyek, pertemuan di google meet, namun itu semua hanya dapat mewakili domain pengetahuan.Â
Metode ini dalam kondisi yang terjadi di atas tidak mungkin saya lakukan. Melihat dan menelisik lebih dalam akan masalah yang mereka hadapi, membuat saya membanting stir untuk melakukan perubahan.Â
Tentu saja tujuannya adalah untuk menumbuhkan rasa ingin tahu, minat, kepentingan dalam hidup mereka, dan kecintaan mereka akan pelajaran ini. Sehingga mereka mendapatkan tujuan jelas kenapa mereka belajar MSDS.
Menyajikan materi MSDS bahan kimia kepada mereka yang tidak tahu manfaatnya, tujuan belajarnya,tentu ini akan membuat psikologis mereka akan bertambah berat.Â
Saya tidak mau peserta didik mengalami trauma berkepenjangan sementara mereka tidak ada pilihan untuk pindah ke jurusan yang mereka inginkan. Menyadarkan mereka akan takdir Tuhan kepada manusia adalah indah. Menyadarkan kalau hadirnya mereka di kelas tersebut atas kehendak Tuhan.Â
Saat mereka tidak ada pilihan, maka mereka harus fokus dan berusaha optimal dengan kondisi saat ini. Siapa yang tahu takdir seseorang akan menjalani profesi apa? Karena kita tidak tahu kelak kita akan jadi apa, maka kembangkan potensi yang ada. Hasil kita serahkan kepada Allah semata.
Mari Kita Mulai dari Rumah
"Hai...apa khabar anak-anak hebat?" sapaku pagi itu kepada siswa kelas X APL. Mereka menjawab sapaanku dengan semangat luar biasa dan mata yang berbinar. Berbeda jauh dengan kondisi pada pertemuan sebelumnya. Dimana pertemuan pertama,saya sudah berusaha membukakan mind set mereka akan takdir.Â