Mohon tunggu...
Yuzelma Zelma
Yuzelma Zelma Mohon Tunggu... Guru - Guru yang hobi menulis

Perempuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Catatan Pengajar Praktik Saat PI 5

8 Juni 2022   20:59 Diperbarui: 8 Juni 2022   21:20 1719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bawalah mereka belajar  ke sana,agar mereka juga dapat melihat perkembangan IT yang sebenarnya .Agar mereka memilki jangkauan  berpikir yang lebih luas,lebih kritis,dan bisa jadi sepulang dari pabrik mie,mereka akan berkreasi sendiri membuat mie.
Belajar tidak hanya lewat buku paket saja. Yuk mari rubah mind set kita.

Ada lagi potensi lain yang terabaikan oleh guru. Setiap hari anak-anak mendengar bunyi pesawat terbang dan melihat  pesawat tersebut melintas tak jauh dari atap sekolah merekai. Bahkan saking seringnya ,mereka tidak merasakan lagi bunyi pesawatnya. Berbeda dengan saya kecil dulu,melihat pesawat di udara sebesar semut hebohnya luar biasa. Namun sangat disayangkan sekali,anak-anak yang bersekolah di dekat pacu landasan pesawat sekolah bapak dan ibu guru, namun mereka tiidak pernah melihat seperti apa mercusuar  di bandara, seperti apa landasan pacu pesawat,seperti apa performance seorang pilo dan pramugari  yang sudah menjadi cita-cita mereka. "Sangat disayangkan sekali"

Di sekitar sekolah/ di halaman   sekolah ada potensi berupa banyak tanaman berbagai jenis. Namun guru-guru lebih senang mengajar di kelas dan melihatkan gambar-gambar tumbuhan monokotil ,dikotil, jenis daun yang menyirip menggunakan gambar di buku paket,yang  hitam putih dan terkadang sudah usang dan kusam. Padahal potensi di halaa sekolah sangat banyak sekali untuk dijadikan laboratorium tempat mereka melakukan eksperimen sederhana.  Mereka dibentuk kelompok diberi penugasan mengambil beberapa daun, mengelompokkan berdasarkan teori, menganalisanya, dan menyimpulkannya.
Yang lebih aneh lagi ,saat guru menerangkan bagian-bagian bunga dengan cara   menggambarkan kelopak bunga di papan tulis. Saat  gambar selesai, bel  pulang sudah berbunyi. Tidak haram loh memetik bunga di lingkungan sekolah dan dijadikan sebagai media mereka belajar. Mereka akan menganalisa sendiri mana kelopak,mana putik dan mana yang tangkai bunga.

MODAL FINANSIAL

Apakah masih kurang dana yang diberikan pemerintah melalui Bosda/Bosnas?  Apakah dengan Juknis yang tersedia tidak bisa mengoptimalkannya untuk kemajuan sekolah?  Selagi bisa dimanfaatkan sesuai peruntukannya,saya rasa  ini adalah modal/potensi sebagai ujung tombak atau motor penggerak sebuah sekolah.
Khusus di sekolah negeri,jangan pernah katakan kepada siswa,"Sudahlah sekolah gratis banyak pula ceritamu." Mereka tidak bersekolah dengan  gratis. Mereka dibiayai oleh daerah dan negara. Dari mana negara dapat uang? Tentu saja dari pajak yang telah dibayar oleh orang tua mereka.

MODAL POLITIK
Keterlibatan unsur-unsur pemerintah/perwakilan yang ada di sekitar sekolah ,dapat memberikan kontribusi buat kemajuan sekolah.

MODAL AGAMA DAN BUDAYA

Jangankan satu sekolah dalam satu kelas yang terdiri dari 36 siswa, ini merupakan kekayaan yang dapat diberdayakan. Mereka berasal dari berbagi suku, berbagai latar belakang berbagai bahasa,dan agama.
Tidak bisakah  diakhir semester ini dijadikan sebagai ajang bagi mereka untuk mengenal tati-tarian dari daerah masing-masing. Pakaian adat dari daerah mereka masing-masing,atau gelar bahasa daerah sesuai dari mana mereka berasal.  Saat menulis ini memori otak saya langsung keluar. Sekitar 4 tahun yang lalu,adinda saya di SMKN  2 Pekanbaru,yang sangat kreatif dan selalu bersemangat Mimi Anas  telah membuat sebuah video dengan merekam guru -guru yang berasal dari berbagai daerah untuk memberikan sebuah pernyataan tentang sebuah tema. Saya lupa temanya. Kebetulan saya dilibatkan untuk memberikan pernyataan dalam bahasa ibu saya.

Modal agama? Apalagi yang kurang. Kegiatan literasi Alquran,Rohis, Ustad cilik. Pagi mengaji,merayakan hari besar agama seperti maulid nabi ,idul adha,dan lain-lain.

Semua  potensi dapat diberdayakan  untuk memajukan sekolah,asalkan dalam mengambil sebuah keputusan tidak berbasiskan pada masalah ,namun berbasis potensi/aset.

 Tentu saja dalam pelaksanaan proses ,akan dihadang oleh dilema etika dan bujukan moral. Namun di saat permasalahan  itu ada,tentu saja ada  pendekatan-pendekatan yang dapat diterapkan.Agar yang menjadi masalah dijadikan sebuah tantangan, dari tantangan akan muncul motivasi dan keinginan untuk memperbaikinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun