Mohon tunggu...
Yuyun Ukhriana
Yuyun Ukhriana Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi Universitas Indonesia

matilah sebagai penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hikayat Hebatnya Kharismatis Soekarno: Kebijaksanaan Sampai Melesetnya Penerapan NASAKOM

31 Oktober 2023   08:18 Diperbarui: 31 Oktober 2023   08:56 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

melekatnya nilai-nilai Jawa pada diri Soekarno dapat kita lihat dari peninggalan patung dirgantara di Pancoran, yang diperjuangkan pembuatannya sebagai simbol perkasanya Indonesia. patung itu representasi dari sosok gatot kaca, tokoh wayang yang memiliki keberanian dan kekuatan sehingga bisa berdiri pada kakinya sendiri.

Gambar Soekarno (pinterest.com)
Gambar Soekarno (pinterest.com)

Masa Remaja dan Pengenalan Ideologi

pada saat sekolah menengah di HBS (Hoogere Burger School) Soekarno menerima nilai-nilai, pemikiran, pandangan dan politik barat.  guru-gurunya orang belanda mengajarkan nasionalisme dan marxisme. 

pada masa yang sama Soekarno yang tinggal (ngekos) di Rumah  Tjokroaminoto belajar banyak ideologi dan nilai baru mulai dari pemikiran politik islam dan praktik politik. Soekarno mengamati betul bagaimana tradisi jawa berpadu dalam sarekat Islam yang dipimpin Tjokroaminoto.

kepemimpinan Soekarno diasah pada organisasi Studie-Club Bandung. organisasi ini memiliki banyak cabang diwilayah lain. namun, hanya Studie-Club Bandung lah yang bercorak radikal dan non-kooperatif terhadap kolonial. 

budaya pada studie-club, pengetahuan paham sosialis marxis dan pergaulannya dengan tokoh radikal sosialis lah (Tjipto mangunkusumo) yang membawa sikap non kooperatif Soekarno di masa depan.

satu fakta dari Soekarno muda yaitu Non -Kooperatif akut yaitu sosok yang menolak bekerja pada Dinas Pekerjaan Umum maupun menempuh karir pada almamaternya. Soekarno lebih memilih dalam perjuangan politik dan misi kemerdekaan indonesia meskipun jalurnya sengsara.

Semangat Nasionalisme

keterpurukan nusantara pada saat itu membawa tekad Soekarno untuk berjuang bagi kemerdekaan, Soekarno menempuh jalan non-kooperatif (menolak kerja sama). pada saat yang sama ia menjadi pendorong bagi perluasan pendidikan politik dan pemersatu masyarakat melalui organisasi yang dikelolanya.

organisasi-organisasi yang dipegang Soekarno secara tidak langsung menunjukan sikap Non-Kooperatif dan mengobarkan semangat nasionalisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun