Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Merawat Cinta Kasih, Hindari Lonely Marriage

26 Oktober 2024   19:53 Diperbarui: 26 Oktober 2024   21:28 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar canva design

Stres kerja, yang seringkali menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern, dapat secara signifikan memengaruhi kualitas hubungan dalam pernikahan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa stres kerja dapat membuat pernikahan terasa sepi:

Stres kerja seringkali membuat seseorang lebih banyak menghabiskan waktu di kantor atau memikirkan pekerjaan, sehingga waktu yang dihabiskan bersama pasangan menjadi berkurang. Akibatnya, intensitas interaksi dan kualitas waktu bersama menjadi menurun. 

Ketika seseorang pulang ke rumah dalam keadaan lelah dan stres, mereka mungkin kurang memiliki energi untuk memberikan perhatian dan kasih sayang kepada pasangan. 

Stres dapat membuat seseorang kesulitan untuk berkomunikasi secara efektif. Mereka mungkin kesulitan mengungkapkan perasaan atau kebutuhan mereka, yang dapat menyebabkan miskomunikasi dan konflik dalam hubungan. 

Stres juga dapat menurunkan libido dan minat seseorang terhadap aktivitas seksual. Hal ini dapat memengaruhi keintiman fisik dan emosional dalam hubungan.

Perbedaan Kepribadian: Jarak yang Tak Terlihat dalam Pernikahan

Perbedaan kepribadian seringkali menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan pernikahan terasa sepi. Ketika dua individu dengan karakteristik yang sangat berbeda bersatu dalam ikatan pernikahan, perbedaan tersebut dapat menciptakan jurang yang semakin dalam seiring berjalannya waktu. Misalnya, seseorang yang ekstrovert dan suka bersosialisasi mungkin merasa kesepian dalam pernikahan dengan pasangan yang introvert dan lebih suka menyendiri. Perbedaan dalam gaya komunikasi, nilai-nilai hidup, dan cara mengatasi masalah juga dapat menjadi pemicu utama perasaan kesepian dalam pernikahan.

Miskomunikasi yang Mengikis Kedekatan

Perbedaan kepribadian seringkali memicu miskomunikasi. Ketika pasangan memiliki cara yang berbeda dalam mengungkapkan perasaan dan kebutuhan, pesan yang ingin disampaikan seringkali tidak tersampaikan dengan baik. Hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman, kekecewaan, dan perasaan tidak dipahami. Miskomunikasi yang terus-menerus dapat mengikis kedekatan emosional antara pasangan dan membuat pernikahan terasa semakin sepi.

Kurangnya Konektifitas Emosional

Perbedaan kepribadian juga dapat menghambat terjalinnya koneksi emosional yang kuat antara pasangan. Ketika pasangan memiliki minat, hobi, dan cara bersantai yang berbeda, mereka mungkin kesulitan untuk menemukan aktivitas yang dapat mereka nikmati bersama. Kurangnya aktivitas bersama dapat membuat pasangan merasa semakin jauh satu sama lain dan mengurangi intensitas keintiman dalam pernikahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun