Mohon tunggu...
ArvenGoranz
ArvenGoranz Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

hanya memperbesar kemungkinan untuk selalu di_kenang, walaupun menyadari tidak pernah di_menangkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Potret Senja Kala Itu

25 Oktober 2023   23:27 Diperbarui: 25 Oktober 2023   23:37 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah pertemuan kami kemarin aku pun merasa sangat bersalah dengan semua keputusan yang ambil untuk tidak melanjutkan hubunganku dengan Sandra Namun di satu sisi aku sangat merasa bersalah dengan keputusanku ini karena Sandra sudah berjuang dan menunjukan bahwa dia memang benar-benar mencintai aku. 

Aku pun terdiam sejenak lalu beranjak berdiri dan berlari menuju tempat dimana aku dan Sandra perna bertemu dan saling sepakat untuk memilih kata pisah atas hubungan kami. Sesampainya di sana aku melihat dan sambil membayangkan Sandra yang pernah duduk bersamaku sambil membahas masa depan hubungan kami yang pada akhirnya mendapat tantangan yang sangat menantang yakni tidak mendapat restu dari orang tua Sandra atas hubungan kami. Entah kenapa hati dan pikiranku ini mau kembali bersama Sandra. Namun itu tidaklah mungkin karena aku telah membuat Sandra  sakit hati dengan perkataanku kemarin.

&&&&& 

            Cahaya keemasan menjelang senja menyelimuti teras rumah Sandra. Aku berusaha memberanikan diri untuk datang ke rumahnya karena aku sadar bahwa memang benar Dra sangat mencintai aku namun, aku sendirilah yang terlalu memikirkan apa yang pernah menjadi keputusan orang tuanya.  

Ketika orang tuanya sudah menyetujui hubungan kami ini malahan aku yang tidak lagi menarima dirinya karena sudah ada Ranhy didalam hati ini. tetapi nyatanya sosok Ranhy ini telah berbadan dau dengan teman kantorku sendiri yakni Dangker namanya. Maka dari itu aku harus datang langsung kerumahnya untuk meminta maaf kepadanya dan meminta untuk melanjutkan hubungan kami.

"Selamat sore", sapaku. Jantungku berdetak kencang sampai-sampai aku tidak bisa mengendalikannya hanya karena membayangkan seperti apa raut wajah Sandra bersama orang tuanya ketika melihat aku datang ke rumahnya.

"Iya. Selamat sore,"  seorang kakek menjawab dari dalam rumah sambil membuka pintu rumah itu.

"Saya Jackson kek," saya ingin bertemu dengan "Sandra"

"Sandra ?"

"Ia Dra. Anak Manaejer PT. Bumi Indah"

" O...... Pa Jarot. Mereka sudah pergi keluar kota."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun