Working Class Hero, salah satu lagu solo John yang dibuat pada tahun 1970 menggambarkan kesadaran politik yang kuat terhadap penipuan masyarakat berbasis kelas. John menuliskan kritik keras pada setiap baitnya yang selalu diakhiri dengan lirik "A working class hero is something to be."
"Apakah anda terus-terusan dibius oleh agama, seks, dan TV. Dan anda berpikir sangat pintar, tidak berkelas, dan bebas. Tapi sejauh yang saya lihat, anda masih seorang petani," John Lennon, Working Class Hero.
Begitupun banyak orang merepresentasikan lagu Imagine. Selain isu perdamaian yang diangkat John, Imagine secara tersirat menggambarkan politik kiri John. Imagine there's no countries. Imagine no possessions. And no Religion, Too. Baris-baris lirik tersebut dianggap oleh banyak pihak sebagai intisari dari politik kiri John. Ini adalah narasi sosial kehidupan masyarakat tanpa kelas, tanpa keterikatan materi, dan tanpa agama yang kerap dicap sebagai "candu". Gagasan tersebut dicap cukup radikal, karena berusaha mengubah struktur kepemilikan, struktur negara, dan struktur agama yang merupakan bentuk dari gerakan revolusioner. Gagasan tersebut diakui langsung oleh John dalam wawancaranya dengan majalah Rolling Stones yang menyebutkan bahwa lagu tersebut adalah "Virtually The communist Manifesto".
John berhasil menyampaikan pesan ideologi kiri yang 'terselubung' dalam lagu tersebut dengan memberinya nuansa sugarcoated. Seolah pendengar merasa bagian dari isi pesan yang disampaikan, walaupun makna aslinya tidak selaras dengan prinsip yang dipegang. "......bumbui pesan politismu dengan sedikit madu," ujar John Lennon.Â
Obor Perdamaian yang Terus Menyala
Shakira menyanyikan lagu imagine saat UN's General Assembly 2015 untuk Aylan dan Galip Kurdi dan semua anak yang menjadi pengungsi akibat perang Suriah. Setiap menjelang perhitungan mundur di tengah malam perayaan tahun baru, salah satu penyanyi hebat akan menyanyikan lagu Imagine di New York Times. Tradisi ini dimulai sejak 1986 sampai saat ini. Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya, John mengatakan bahwa lagunya seperti obor olimpiade yang menyala terus menerus dari tangan ke tangan, dari generasi ke generasi. The Liverpool Philharmonic Youth Choir membawakan lagu Imagine karya John pada Upacara Penutupan Olimpiade London tahun 2012.Â
John tetap hidup seperti obor estafet yang selalu membara dari generasi ke generasi. Walaupun, ia telah mati secara jasmani, pemikiran dan cita cita John tetap terjaga abadi. Imagine telah termanifestasikan sebagai simfoni perdamaian dunia. Lewat nada dan lirik, John merumuskan tiga menit narasi keindahan tersebut. Mungkin John tidak pernah tahu apakah 'bayangan' tersebut nampak secara realita atau memang hanya sebatas utopia belaka. Menurut saya, yang pasti adalah bahwa perdamaian memang ideal untuk selalu menjadi 'bayangan'.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H