Ing ngarso sung tulodho (didepan memberi teladan atau contoh), Ing madyo mangun karso (ditengah membangun atau memberikan semangat, motivasi), dan tut wuri handayani (dibelakang memberikan dorongan dan turut memiliki). Semboyan untuk guru dari Bapak Pendidikan kita.
Aku berpikir keras memahami itu dengan pena yang kupegang. Faktanya, banyak guru yang lebih mengejar imbal jasa, jabatan, dan bahkan populis dengan banyak cara. Tapi mereka lupa, bahwa anak-anak didiknya sangat membutuhkan implementasi faktual atas semboyan Ki Hajar Dewantara.
Kini, Aku hanya mampu melakukan instrospeksi diri. Melalui pena yang kupegang, kutuliskan bila guru yang diidamkan anak didik adalah guru sejati. Pastinya guru sejati dan sejatinya guru. Mental dan moral guru harus dijadikan cerminan untuk majunya pendidikan. Bukan mental guru yang serba berharap imbal jasa dan moral guru yang merasa nyaman dengan status dan profesinya.
Semoga Aku mampu menjadi guru sejati dan sejatinya guru bagi anak-anak Ibu Pertiwi. Kecerdasan sosial guru menjadi pendorong kuatnya anak didik dalam menghadapi tantangan masa depannya. Guru harus tahu! Guru harus lebih peduli dan bukan menjadi penghias profesi dengan segenap keangkuhannya.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H