Ketiga, lanjut Dina, melalui SASISATAP ini peserta didik belajar kepedulian terhadap lingkungan hidup. Baik tentang kesehatan lingkungan hingga pola tanam yang berorientasi pada pertanian organik. Keempat, gerakan SASISATAP bakal mampu menjadi media untuk edukasi bidang kewirausahaan. Oleh karenanya, sangat dibutuhkan perencanaan yang matang dan basis pendanaan kegiatan yang terkontrol lagi menguntungkan.
Kelima, program SASISATAP mampu dijadikan objek untuk penguatan pendidikan karakter. Utamanya penguatan karakter bertanggung jawab, disiplin, jujur, dan sabar sebagai bagian dari budi pekerti luhur. Manfaat-manfaat itulah yang menjadikan SASISATAP sebagai inovasi sederhana tetapi bermakna istimewa.
"Satu hal yang membuat saya bangga, inovasi saya diambil sekolah sebagai bagian dari pelaksanaan giat PKWU Mandiri. Selain itu, sekaligus dijadikan sebagai salah satu objek dalam penilaian di mata pelajaran prakarya. Prinsipnya pihak sekolah akan melanjutkan inovasi ini, meski saya sudah lulus nantinya," ujar Dina yang tinggal di kawasan Dusun Ketemas, Desa Ketemasdungus, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto itu serius.
Inovasi Dina ini memang terlihat sederhana. Namun sejatinya, bila dikaji lebih mendalam, tentu saja inovasi ini sangat istimewa. Hal itu juga sesuai dengan visi misi SMAN 1 Bangsal yang dijuluki sebagai Sekolah Bumi Pancasila. Hal uniknya lagi, Dina mengirimkan tulisannya ini tepay di hari ulang tahunnya yang ke-18, tepat pada tanggal 21 Desember 2021.
"Selamat Ulang Tahun ananda Dina Maftuhatin Nasikhah. Semoga panjang umur, makin dewasa, semakin taat pada Sang Kholiq dan kedua orangtua. Selanjutnya semoga kamu menjadi generasi muda yang mampu memberikan warna cerah bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Salam Pancasila!"***(Yuswanto Raider -- 21.12.21)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H