Dari sila 1 hingga sila 5 dalam Pancasila, bila dapat dipraktikkan secara baik dan diimplementasikan secara berkelanjutan, tentu bangsa ini akan besar dan kuat lagi sejahtera. Sebab, aspek berke-Tuhan-an, berperikemanusiaan, menjaga persatuan dan kesatuan, demokrasi hingga pelayanan yang adil, sangat sempurna bila menjadi modal dasar kepribadian seorang pemimpin bangsa ini.
Sayangnya konsepsi kepemimpinan Pancasila ini seperti tergerus jaman dan panggung perpolitikan yang penuh intrik. Sedangkan bila pemimpin-pemimpin bangsa ini mau dan mampu mengimplementasikan kepemimpinan Pancasila, tentu akan terjadi perikehidupan yang kondusif, sejahtera dan memperkuat ketangguhan bangsa berbendera merah putih ini.
PB JENDERAL SOEDIRMAN
Panglima Besar Jenderal Soedirman, menjadi sosok tokoh pemimpin nasional yang Pancasilais. Itulah alasan yang mendasari ketika memilih sosok pemimpin nasional. Dari berbagai sumber dan literatur sejarah perjuangan PB Jenderal Soedirman, sangat banyak memberikan keteladanan yang bernafaskan Pancasila.
PB Jenderal Soedirman dikenal sebagai komandan yang sangat perhatian terhadap anak buahnya, yang tak lain adalah tentara dan relawan pejuang kemerdekaan Indonesia. Dirinya juga sangat religius dan sederhana dalam kehidupannya. Tidak ada yang dilebih-lebihkan dalam diri PB Jenderal Soedirman kecuali memikirkan berbagai strategi menumpas penjajah.
Keteladanan PB Jenderal Soedirman juga ditunjukkan pada karakter pribadinya yang santun, familier, dan sangat menghormati kepentingan bangsa ini diatas kepentingan kelompok, keluarga, dan dirinya sendiri. Hebatnya, meski dalam kondisi sakit, dirinya masih sangat kuat semangatnya untuk terus bergerilya memerdekakan wilayah NKRI dari cengkeraman penjajah.
Tingginya kualitas mental dan moral PB Jenderal Soedirman, seluruhnya ada dalam tatanan 45 butir nilai-nilai luhur Pancasila. PB Jenderal Soedirman adalah sosok sempurna keteladanan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sekali lagi, Pancasila dipegang teguh sebagai nafas perjuangannya sekaligus dalam berkehidupan.
MENTERI PERTANIAN
Ketika ada tugas untuk memilih jadi menteri apa? Saya memilih untuk menjadi menteri pertanian. Selain negara Indonesia merupakan negara agraris, semakin menyempitnya lahan pertanian sangat membutuhkan sentuhan kebijakan dan teknologi tepat guna. Kondisi seperti itulah yang harus dibangun dan dibangkitkan kembali agar negara ini tidak sampai kekurangan pangan.
Dalam menghadapi bonus demografi dan semakin menyempitnya lahan pertanian serta ditambah dengan semakin terkikisnya tenaga kerja pertanian, membutuhkan sosok menteri pertanian yang visioner. Seorang menteri pertanian harus mampu membangkitkan generasi muda sebagai tenaga pertanian handal lagi profesional. Selain itu, menyempitnya lahan pertanian harus diimbangi dengan pemanfaatan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan.