Organisasi Budi Utomo ini merupakan organisasi pertama yang didirikan oleh bangsa Indonesia dengan beranggotakan mahasiswa STOVIA. Berdirinya organisasi ini merupakan awal kebangkitan nasional atau pergerakan nasional. Sehingga ditetapkan sebagai hari Kebangkitan Nasional.
Pada halaman 16, dijelaskan bahwa gerakan di Indonesia pada tahun 1920 - 1922 terpengaruh oleh gerakan yang ada di India, yang di pelopori oleh Mahatma yang taktik pergerakannya dinamakan non cooperation, tidak bekerjasama dengan pihak penjajah.
Pada masa sebelum proklamasi dalam masyarakat Indonesia ada suatu persoalan non dan co, co yang berarti cooperatie, atau mau bekerjasama dengan pemerintah penjajah pada masa itu, sedangkan yang bersikap non cooperatie yaitu tidak mau bekerjasama dengan pemerintah penjajah. Namun organisasi Budi Utomo ini pada umumnya perkumpulan yang bersifat cooperatie pada pemerintah Hindia Belanda.
Dr. Sutomo kemudian mendirikan Persatuan Bangsa Indonesia atau yang dikenal PBI yang berpusat di Kota Surabaya, sehingga kedua Perkumpulan yang didirikan oleh dr. Sutomo yakni Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI), berfusi menjadi satu perkumpulan yang kemudian dinamakan Partai Indonesia Raya atau yang dikenal Parindra.
Sarikat Islam
Sarikat Islam merupakan organisasi ke dua setelah Budi Utomo. Sarikat Islam ini didirikan oleh seorang pengusaha saudara pedagang batik pada tahun 1911 di kota Solo. Organsiasi Ini berawal dari Sarikat Dagang Islam (SDI) yang didirikan oleh Haji Samanhudi di Solo pada 1905.
Kemudian Sarikat Dagang Islam ini dirubah menjadi Sarekat Islam (SI) dan diketuai oleh HOS Tjokroaminoto pada 1912. SI kemudian menjadi perkumpulan yang besar karena semua orang boleh bergabung dalam organisasi ini jika beragam Islam. Namun pada tahun 1921, SI terpecah menjadi dua kubu yaitu SI Putih dan SI Merah. SI Putih yang berpusat di kota Yogyakarta sedangkan SI Merah berpusat di kota Semarang.
Pada halaman 27 dijelaskan tujuan dari Sarikat Islam dan pada waktu itu semuanya masih ditulis dalam bahasa Belanda. Organisasi ini dibentuk untuk melindungi pengusaha lokal agar dapat bersaing dengan pengusaha non lokal dalam dagang batik juga memajukan kehidupan agama Islam.
Indische Partij
Indische Partij didirkan di Bandung pada 25 Desember 1912 oleh Tiga Serangkai, yaitu Dr EFE Douwes Dekker atau Setiabudi, ke dua RM Suwardi Suryaningrat yang kemudian mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara, serta dr Tjipto Mangoenkoesoemo. Indische Partij merupakan perkumpulan ke tiga setelah Budi Utomo yang pertama.
Berbeda dengan Budi Utomo dan Sarikat Islam yang membatasi keanggotaannya pada bangsa Indonesia asli, Indische Partij ini bertujuan untuk mengembangkan rasa nasionalisme juga menciptakan persatuan antara orang Indonesia. Selain itu perkumpulan ini juga mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka. Pada masa itu menurut undang-undang kolonial masyarakat penduduk Indonesia terbagi menjadi tiga golongan besar yaitu: