Di sisi lain, ada orang yang berpendapat bahwa iklan kondom sutra yang terlalu eksplisit atau vulgar dapat melanggar nilai-nilai etika dan moralitas masyarakat. Mereka berargumen bahwa iklan semacam itu dapat merusak norma-norma sosial yang berlaku dan memberikan pengaruh yang negatif terhadap generasi muda. Mereka mungkin menganggap bahwa iklan kondom seharusnya lebih disesuaikan dengan standar kesopanan dan tidak menampilkan konten yang menyinggung.
Perlindungan Terhadap Anak-anak Banyak pihak yang berpendapat bahwa iklan kondom sutra yang terlalu jelas atau eksplisit dapat mengganggu anak-anak yang tidak siap atau tidak memahami konteks seksualitas. Orang-orang yang mendukung pendapat ini berargumen bahwa iklan semacam itu seharusnya ditempatkan pada jam tayang yang tepat atau memiliki pembatasan aksesibilitas agar tidak mudah diakses oleh kelompok usia yang rentan.
Pendapat lain adalah bahwa pelanggaran iklan kondom sutra menyoroti kebutuhan akan regulasi yang lebih ketat dalam iklan dan promosi produk-produk seksual. Para pendukung pandangan ini berargumen bahwa pemerintah atau badan regulasi seharusnya memiliki peraturan yang jelas dan memberlakukan sanksi yang tegas terhadap pelanggaran iklan yang tidak pantas atau yang melampaui batas-batas kesopanan yang berlaku.
Dengan ini Iklan kondom sulit ditayangkan di Indonesia karena adanya beberapa faktor dan peraturan yang mempengaruhi industri iklan di negara tersebut. Indonesia sendiri memiliki budaya yang cenderung konservatif dan nilai-nilai tradisional yang kuat, terutama dalam hal seksualitas. Masyarakat Indonesia umumnya menganggap topik seksual sebagai hal yang tabu dan privat. Oleh karena itu, iklan yang menampilkan konten yang terkait dengan seksualitas, seperti iklan kondom, sering dianggap sebagai sesuatu yang tidak pantas atau mengganggu norma-norma sosial yang berlaku.
Pemerintah Indonesia pun memiliki peraturan yang ketat terkait dengan iklan, terutama dalam hal konten yang dianggap sensitif atau melibatkan kesehatan dan moralitas. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur iklan di Indonesia. Mereka memiliki pedoman yang ketat terkait dengan iklan yang berhubungan dengan seksualitas, termasuk iklan kondom, untuk memastikan bahwa kontennya sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Selain regulasi pemerintah, ada juga pertimbangan etika dan moralitas yang memengaruhi penayangan iklan kondom di Indonesia. Beberapa pihak menganggap iklan kondom yang terlalu eksplisit atau vulgar dapat merusak norma-norma sosial dan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi dalam masyarakat.
Perlu dicatat bahwa setiap negara memiliki kebijakan dan regulasi yang berbeda dalam hal iklan dan seksualitas. Indonesia, dengan latar belakang budaya dan nilai-nilai yang konservatif, menerapkan aturan yang lebih ketat dalam penayangan iklan kondom. Meskipun demikian, pemerintah dan badan regulasi terus memperbarui dan menyesuaikan peraturan agar tetap relevan dengan perkembangan sosial dan kebutuhan masyarakat.
Sumber:
https://www.academia.edu/38403992/PELANGGARAN_DALAM_IKLAN_KONDOM_SUTRA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H