Mohon tunggu...
Yusuf Senopati Riyanto
Yusuf Senopati Riyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Shut up and dance with me
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saat ini sebagai buruh di perusahaan milik Negara.

Selanjutnya

Tutup

Money

Sebuah Pernyataan Negatif Soal Ekonomi

6 Desember 2022   05:14 Diperbarui: 6 Desember 2022   05:23 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keheranan kita masyarakat, rakyat INA dengan sikap Pemerintahan Mr President Jokowi terus terjadi di tengah masyarakat yang sedang berjuang menurunkan harga BBM agar semua kebutuhan hidup tidak ikut naik, dan membatalkan kenaikan harga BBM subsidi tersebut., Pemerintah malahan tunjukkan kepada rakyat yang sudah susah ini bahwa Pemerintahan Mr President Jokowi memiliki kelebihan banyak sekali uang dengan cara mengubah penerapan mobil listrik. Lagi, rakyat INA yang menanggung "kemewahan mereka". Tanya ?. Apa Ini?., Apa Itu?.

Mr President Jokowi dan jajaran Pemerintah saat ini lebih senang apabila memberikan pernyataan negatif mengenai ekonomi. Mr Presiden Jokowi justru menyebarkan narasi ketakutan?. Demikian juga halnya dengan Menteri Keuangan membandingkan dengan Negara adikuasa,adidaya, politik diidentikkan dengan kebohongan ?. Filsuf Hannah Arendt dalam artikelnya dengan judul Truth and Politics pada tahun 1967, Hannah Arendt juga menyinggung dan menulis persoalan ini.,"Tidak ada yang pernah meragukan bahwa kebenaran dan politik memiliki hubungan yang agak buruk satu sama lain."

Hannah Arendt ; "Kebohongan selalu dianggap sebagai alat penting dan dibenarkan, tidak hanya untuk politisi dan demagog, melainkan juga sebagai keahlian seorang negarawan."

Kesimpulannya ; Hannah Arendt seperti menunjukkan kesedihan dan kekalahan. "Melihat politik dari perspektif kebenaran, seperti yang telah saya lakukan di sini, berarti mengambil sikap di luar ranah politik," begitu kesimpulannya.

 Keanehan?

Apa yang ditegaskan Hannah Arendt pada tahun 1967, membuat kita bertanya-tanya, bahkan masyarakat, rakyat hingga terheran-heran dengan berbagai pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Keuangan akhir-akhir ini.

Apabila kita masyarakat rakyat INA dapat perhatikan secara terbuka dan berkala, berbagai pernyataan negatif seputar ekonomi dan membandingkan INA dengan Negara adidaya, adikuasa justru dihamparkan ke hadapan publik. Bukan solusi apakah yang akan diperbuat Mr President dan Minister of Finance  dan kemudian dihamparkan ke hadapan publik.

 Masih ingat bukan ?., Kita pada 5 Agustus 2022, misalnya, Presiden Jokowi menyebut 66 negara diprediksi akan ambruk ekonominya.

Pun pada Ultah ke-19 Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat. Mr President Jokowi mengatakan pula soal ancaman kelaparan di depan mata, dengan menyebut sudah ada 320 juta orang di seluruh dunia yang berada dalam kondisi kelaparan akut.

Pidato tersebut menjadi menarik karena tidak hanya diungkap satu kali, melainkan kembali diulang di Sidang Tahunan MPR RI pada 16 Agustus dan Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2022 pada 18 Agustus.

Pertanyaan ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun