Orang mampu (kaya) tidak minta disubsidi, yang mengatur subsidi adalah pemerintah. Lalu orang mampu (kaya) akan bertanya kenapa kami disalahkan ?... Komunikasi ngawur yang telah dilakukan pemerintah dibawah Mr President Jokowi. Jangan rakyat dipecah belah oleh pemerintahnya sendiri. yang menempatkan sasaran arah subsidi adalah pemerintah.
Indonesian Crude Price (ICP)
Apabila kita mengingat-ingat kembali sekitar bulan Maret 2022, mengenai kenaikan harga jual ICP (Indonesian Crude Price) dan apabila terdapat kenaikan sebesar USD1 per barel maka akan menambah pendapatan negara sebesar Rp3 triliun, di mana pada bagian belanja negara akan memberi tambahan Rp2,6 triliun.
 Oleh karena itu dengan kenaikan harga ICP, artinya masih ada surplus sekitar Rp400 miliar. Bukankah demikian?, baiklah, apabila kita mengacu pada skenario tersebut, maka terdapat selisih antara harga ICP sebagaimana diasumsikan APBN 2022, yaitu sebesar USD63 per barel, dengan harga riil ICP yang menyentuh rata-rata angka USD100 per barel, tidaklah otomatis menghasilkan kerugian. Selisih harga ICP sebesar USD37 per barel itu, justru telah menambah pendapatan negara sebesar Rp111 triliun.Â
Nah ?., Dari bagian belanja memang mengakibatkan bertambahnya belanja negara, tetapi jumlahnya hanya sebesar Rp96,2 triliun. Sehingga, negara sebenarnya dalam kondisi surplus anggaran APBN, sebesar Rp14,8 triliun. Artinya pemerintah harus segera membatalkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi karena harga minyak dunia turun hingga 80 dolar AS per barel. Angka tersebut, jauh di bawah besaran asumsi makro harga ICP yang ditetapkan dalam APBN Perubahan tahun 2022, yaitu sebesar 100 dolar AS per barel.
APBN
APBN berfungsi sebagai peredam guncangan. Jika Mr.President dan Menteri Keuangan mengatakan subsidi untuk rakyat sebagai beban bagi APBN, itu berarti bahwa jelas Pemerintah telah menyalahi fungsi dari anggaran publik tersebut.
Minyak Dunia
Harga minyak dunia saat ini kembali terjun bebas ke level US$80 per barel. Penurunan harga minyak terjadi di tengah kekhawatiran pasar terkait perlambatan ekonomi yang bisa berujung resesi dan menekan permintaan BBM. Kemudian dilansir dari Antara, Kamis (8/9), harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober anjlok US$ 4,94 atau 5,7 persen menjadi US$81,94 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November, anjlok ke level US$4,83 atau 5,2 persen menjadi US$88 per barel.
di London ICE Futures Exchange. Harga minyak mentah dunia sebenarnya sudah bergerak turun secara signifikan sejak pertengahan Juni 2022, saat isu resesi menguat. Rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau ICP yang ditetapkan Kementerian ESDM pun sudah mengalami penurunan dari US$117,62 per barel di bulan Juni 2022 menjadi US$106,73 per barel pada Juli dua bulan lalu. Hitungan ICP yang lebih rendah ini akan menjadi patokan dalam besaran subsidi.
Telah Tujuh Kali Menaikkan Harga BahanBakarMinyak(BBM)