Semua Komoditas Naik
Kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM subsidi tidaklah tepat. Dengan mengkambinghitamkan subsidi serta komoditas dunia. Padahal harga minyak dunia telah turun secara signifikan. Hal tersebut menyebabkan komoditas pangan pokok yang saat ini harganya tengah melambung. Jelas tidak tepat. Kebijakan ngawur. Kita sama-sama ketahui sekarang semua barang naik, jangankan komoditas yang kita impor (seperti kedelai, daging, gula pasir, bbm), minyak goreng, kita jadi produsen CPO terbesar, dan pemerintah tidak mampu mengurusnya,kemudian telur,yang mengalami kenaikan tertinggi dalam sejarah Republik Indonesia.
Hal itu dapat dilakukan melalui relokasi penggunaan anggaran seperti diatas telah disebut untuk meninjau ulang IKN dan infrastruktur yang belum menjadi prioritas, termasuk juga dengan jalan menekan tingkat kebocoran APBN.
Harus lebih besar BLT (Bantuan Langsung Tunai) BBM subsidi, harus lebih dari Rp 600 ribu, dan bukan hanya selama enam bulan. Memangnya BBM subsidi naik turun ?. Ngawur.
Nah !
Utang pertamina Rp600 triliun, Mr President jokowi sudah 8 tahun Tetapi produksi terus menurun, alias kembali menjadi pertanyaan besar. ? Bukan ?.
Pendapatan dari konsumsi bensin subsidi per tahun: 26 miliar liter x 7650 = 200 triliun
26 miliar liter = 163 juta barel BBM. Minyak mentah cuma 85% yang jadi BBM. Maka 163 juta barel BBM butuh 192 juta barel minyak mentah.
192 juta minyak mentah per tahun = 530 ribu barel per hari.
Produksi minyak harian 660.000 barel. Artinya mencukupi untuk BBM yang disubsidi, bahkan masih sisa 130 ribu barel. Loh kan katanya per hari butuh di atas 1,5 juta barel?  Itu kan  untuk industri dan non subsidi . Tidak perlu dihitung.
Kita Cek Biaya Produksi.