Bila kita berkunjung ke Istana Kuning, kita akan mendapati empat bagian bangunan istana. Pertama adalah Bangsal dengan konsep rumah Betang (rumah adat suku Dayak). Bangsal adalah tempat penerimaan tamu kerajaan. Bangunan bangsal juga digunakan untuk gelaran acara yang melibatkan banyak orang. Dari area bangsal ini kita dapat melihat Lapangan Tugu yang dahulu adalah alun-alun Kesultanan Kutaringin.
Lalu ada Balai Rumbang, bangunan dengan motif rumah Tionghoa, yang terdiri dari dua lantai. Pada lantai bawah digunakan sebagai jalur keluar masuk istana dan sebagai jalur yang menghubungkan Bangsal dengan Keraton Dalem Kuning. Lantai atas digunakan untuk tempat sultan bertirakat.
Kemudian terdapat dua bangunan khas Melayu yaitu Keraton Dalem Kuning atau Lawang Kuning, adalah bangunan utama dimana dahulu adalah pusat pemerintahan serta tempat tinggal sultan.
Di dalam keraton ini terdapat barang-barang dan ornamen sisa peninggalan Kesultanan Kutaringin, seperti tombak, guci, keris, mandau, hingga kereta kencana. Di bagian tengah bangunan, terdapat kain bercorak kuning dan hijau yang digantung di dinding.
Kita juga dapat melihat lukisan wajah raja-raja Kesultanan Kutaringin dari yang pertama hingga Sultan ke-15, yang menjadi pemimpin saat ini.
Pada bagian halaman istana terdapat deretan meriam dengan warna keemasan, dari era perang melawan kolonial Belanda.
Bangunan lainnya adalah Balai Pehadiran yang berfungsi sebagai ruang makan kerajaan. Balai Pahadiran ini lebih menyerupai aula.
Istana Kuning sebagai Ikon Sejarah
Istana Kuning merupakan ikon sejarah perabadan Islam di Kalimantan Tengah. Kesultanan Kutaringin dulunya menguasai separuh lebih wilayah yang saat ini menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan Tengah, dan memimpin jalur perdagangan di perairan barat daya Pulau Kalimantan ke arah Laut Jawa, sebelum akhirnya resmi bergabung dengan NKRI tahun 1949.
Bangunan istana yang ada saat ini adalah replika dari bangunan otentik yang terbakar habis dalam sebuah insiden pada 1986. Dibangun kembali sejak awal tahun 2000 sesuai desain aslinya, kini Istana Kuning difungsikan sebagai simbol dan cagar budaya, bukan lagi menjadi kediaman sultan.