Mohon tunggu...
Yustisia Kristiana
Yustisia Kristiana Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Mendokumentasikan catatan perjalanan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Rethinking Tourism, Bukan Hanya Sebuah Slogan Namun Ajakan

28 September 2022   11:30 Diperbarui: 28 September 2022   17:54 1933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

World Tourism Day 2022 menjadi sesuatu yang spesial bagi Indonesia karena dirayakan di Bali pada tanggal 27 September 2022. Terdapat sekitar 328 peserta yang mengikuti secara offline dan 422 peserta secara online, terdiri dari perwakilan negara anggota UNWTO, Menteri Pariwisata G20, negara tamu, organisasi internasional, serta pemangku kepentingan pariwisata nasional dan internasional.

Tema World Tourism Day 2022 adalah “Rethinking Tourism”, menjadi momentum untuk menata ulang parwisata sehingga dapat mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

Pilihan Bali sebagai tuan rumah sangat tepat. Bali memiliki keindahan alam dan keragaman budaya yang menjadi daya tarik sempurna. Bali adalah barometer pariwisata nasional yang berarti kebangkitan pariwisata Bali menjadi harapan dalam transformasi pariwisata di Indonesia.

Survei yang yang dilakukan oleh Agoda pada April 2022 memperlihatkan bahwa Indonesia berada di peringkat ketiga Top 10 Destination in Asia dengan Bali sebagai pilihan destinasi wisata utama untuk perjalanan di Januari-September 2022. Bali adalah indikator pariwisata Indonesia dalam penataan pariwisata Indonesia pasca pandemi.

Rethinking Tourism

Rethinking Tourism sebagai Tema World Tourism Day 2022 hendaklah bukan slogan semata namun merupakan sebuah ajakan untuk memikirkan ulang konsep yang tepat dalam menjalankan pariwisata yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan tangguh agar pada akhirnya dapat pulih bersama setelah pandemi.

Pandemi memberikan pelajaran yang luar biasa bagi industri pariwisata, namun pada saat yang sama membuka jalan bagi peluang baru. Tantangan yang dihadapi pariwisata adalah mengubah krisis menjadi peluang untuk mempercepat transformasi pariwisata berkelanjutan.

Pariwisata berkelanjutan mengajak semua pihak untuk mengelola sumber daya dengan cara yang memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, dan estetika sambil memastikan keberlanjutan budaya serta kelestarian alam dengan penerapan tata kelola pariwisata. 

Mengutip dari Fletcher et al. (2020) bahwa setelah berakhirnya pandemi kiranya pariwisata tidak kembali ke level dan pola sebelumnya. Pariwisata massal yang berlebihan menyebabkan kerusakan lingkungan, termasuk polusi dan penipisan sumber daya, karena penerapan pariwisata yang tidak berkelanjutan. 

Terlepas dari ketidakpastian yang ditimbulkan oleh krisis baik itu terkait dengan kesehatan maupun ekonomi dalam industri pariwisata, salah satu konsekuensi penting adalah konsolidasi pariwisata lokal, terutama pariwisata domestik.

Pelaku pariwisata saat ini belum seluruhnya pulih. Oleh karena itu perlu disusun langkah-langkah untuk membantu pelaku pariwisata dalam mengelola situasi di masa depan, baik di masa pandemi maupun di masa pasca pandemi.

Meskipun masalah yang ditimbulkan oleh pandemi telah menarik perhatian pada perubahan yang diperlukan untuk menerapkan konsep berkelanjutan, namun pemulihan sosial dan ekonomi yang lambat dapat memengaruhi fokus pada keberlanjutan dari para pelaku pariwisata.

Tantangan utama adalah orientasi terhadap aspek sosial dan lingkungan, daripada aspek ekonomi dan transisi dari pemikiran individualistis ke kolektif, sistemik, holistik, yang akan memungkinkan pengelolaan yang lebih baik terhadap kemungkinan krisis di masa depan.

Transformasi ke arah pariwisata berkelanjutan kiranya tidak lagi menempatkan masalah ekonomi yang dapat memengaruhi banyak individu dan masyarakat, terutama di negara-negara yang bergantung pada industri pariwisata sebagai mata pencaharian.

Referensi:

Fletcher, R., Mas, I.M., Blazquez-Salom, M., & Blanco-Romero, A. (2020). “Tourism, Degrowth, and the COVID-19 Crisis”. Political Ecology Network. politicalecologynetwork.org. Diakses pada 28 September 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun