Sosok seperti itulah yang seharusnya dimiliki oleh seorang dosen profesional. Ia tidak memikirkan dirinya sendiri, namun ia memikirkan bagaimana membuat anak didiknya menjadi sukses.
Sosok dosen idaman adalah pekerja keras, tidak egois tidak mementingkan diri sendiri, dia akan beralih dari satu anak didik ke anak lainnya untuk memberikan perhatian.
Meskipun dosen tidak mendapat imbalan apa-apa dari anak didiknya. Ia menaburkan serbuk-serbuk ilmu yang ia miliki agar ilmu tersebut nantinya dapat berbuah kesuksesan.
Terlepas dari ilustrasi  diatas, tentu juga ada dosen yang hanya menjadikan profesinya sebagai bagian dari cara untuk bertahan hidup.
Banyak dosen yang tidak peduli dengan profesinya yang sangat stategis itu. Tentu saja hal ini menjadi suatu hal yang sangat dilematis dalam dunia pendidikan tinggi kita pada saat ini.
Dosen hanya menjadi aktor yang bekerja sekedar pelepas tanggung jawab, bahkan itupun tidak dibarengi dengan kemampuan yang memadai sebagai aktor yang cakap untuk mentransformasikan pengetahuannya.
Lebih jauh lagi, tentu kita tidak menafikkan bahwa banyak pula dosen yang benar-benar bertanggungjawab dengan profesinya. Walaupun masih banyak hambatan yang terjadi saat ini terutama soal kesejahteraan, kualitas, dan kompetensi dosen.
Maka dari itu untuk membentuk suatu karekter dosen yang betul-betul menjadi panutan bagi anak didiknya, jangan hanya dijadikan sekedar mencari penghasilan dari kehidupan semata.
Dosen luar biasa adalah mereka yang mengajar peserta didiknya dengan cara-cara yang luar biasa, sehingga peserta didiknya yang diajarnya tersebut mencapai prestasi belajar yang luar biasa.
Untuk menjadi dosen luar biasa, perlu memiliki keberanian dan kesiapan mengambil resiko yang lebih besar daripada dosen biasa.
Sukses sebetulnya adalah akumulasi dari sejumlah permainan. Mereka yang terbaik adalah mereka yang mengembangkan mindset untuk memilih berhasil atau tidak memilih kegagalan.