Mohon tunggu...
Yusrin  TOSEPU
Yusrin TOSEPU Mohon Tunggu... Dosen -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Periset di LSP3I Region V Sulawesi Pusat Makassar. Ketua Lembaga Kajian Forensik Data dan Informasi KAVITA MEDIA Makassar Penggiat Literasi Media ICT (Information and Communication Technology)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dosen, Buku, dan Mutu

30 Juli 2018   20:35 Diperbarui: 30 Juli 2018   20:44 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini yang mengakibatkan bahan pengetahuan, pengajaran dan skill hanya diukur berdasar nilai yang didapat. Sehingga, terkadang mengajar hanya sekedar saja, bahkan pendalaman dan penguasaan materi ala kadarnya bahkan kurang dikuasai.

Kedua, dosen kurang memperluas pengetahuan lewat buku. Singkatnya, ada kecenderungan malas membaca buku. Dan tampaknya gejala malas membaca buku perlu menjadi sorotan.

Sebagai dosen, sudah menjadi kewajiban untuk berlaku dan berpikir cerdas. Membiasakan aktifitas yang bersifat pengayaan intelektual, seperti diskusi, membaca buku, dan seminar, adalah kebutuhan pokok.

Malas membaca menyebabkan kualitas dosen kurang matang. Kerap waktu menjadi mahasiswa bersentuhan dengan buku hanya untuk urusan tugas semata. Selebihnya, menjadi sesuatu yang sulit untuk direalisasikan.

Membaca, pada dasarnya adalah proses penciptaan generasi intelektual. Dengan kebiasaan membaca, tentunya secara tidak sadar, kita dilatih untuk berpikir analisis, serta semakin melatih pemikiran yang bersifat kritis.

Ada ungkapan yang sering dikaitkan untuk memahami kecerdasan seseorang. Kecerdasan seseorang adalah apa yang dibacanya. Dan kebebasan membaca buku sekarang sudah tidak lagi ada pembatasan.

Kita bebas membaca buku apa saja dan dari sumber mana saja. Semua tersedia, tidak dilarang pula. Berbeda pada zaman Orde Lama, untuk membaca buku tertentu, seperti buku beraliran kiri dan karya sastra serupa, sangatlah dilarang, bahkan sampai pada penangkapan.

Kualitas dosen dan buku akan meningkatkat mutu peserta didik. Dosen dan buku selalu berkaitan dengan proses peningkatan mutu pendidikan.

Sangat mungkin terjadi bahwa seorang mahasiswa akan lebih banyak tau dari pada dosen. Karena mahasiswa lebih aktif menggali informasi-informasi teraktual lewat buku maupun tulisan-tulisan yang tersebar dijejaring dunia maya.

Terlebih zaman sekarang dimana informasi dan teknologi merajai dunia pendidikan. Oleh sebab itu, sebagai seorang dosen yang harus lebih pintar dan lebih pandai dari mahasiswanya.

Mau tak mau, dosen harus lebih banyak membaca buku dan selalu mengupdate informasi terbaru agar selalu lebih tau dari pada anak didiknya. Bila tidak dosen tersebut akan merasa tersindir akibat ketidaktahuannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun