Mohon tunggu...
Yusra Ulya
Yusra Ulya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyyah Madani Yogyakarta

saya adalah mahasiswa aktif semester 4 di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyyah Madani Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Komunikasi Kepemimpinan Hasta Brata Sebagai Inovasi Guru PAI Berbasis Kearifan Lokal

15 Juli 2024   10:25 Diperbarui: 15 Juli 2024   10:26 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 

Diantara ciri-ciri karakteristik seorang guru PAI adalah memiliki sifat rahmah. Karakter ini jika dikaitkan dengan kompetensi, maka masuk dalam kategori kompetensi kepribadian yang mencakup kelembutan, kehalusan, dan kasih sayang, yang merupakan inti dari makna rahmah. Seorang guru perlu menunjukkan kasih sayang kepada murid-muridnya agar mereka dapat menerima pendidikan dan pembelajaran dengan sukacita dan kenyamanan. 

Guru yang konsisten dalam menampilkan rahmah akan menjadi contoh teladan bagi siswanya. Maka konsep Hambeging Kisma pada hasta brata memberikan fondasi yang kuat bagi inovasi guru dalam mengintegrasikan sifat rahmah dalam pendekatan pembelajaran mereka. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai seperti kasih sayang, kelembutan, dan kehalusan dalam interaksi dengan siswa, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang membangun, mendukung, dan memotivasi.

 

Sifat kisma (berbelas kasih) ini telah di contohkan juga oleh pemimpin umat islam, Rasulullah , bahkan tercatat di dalam Al-Qur'an. "Sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kamu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang Mu'min. [At-Taubah/9:128].

 

Laku Hambeging Tirta. Maknanya seorang pemimpin harus adil seperti air yang selalu rata permukaannya. Keadilan ditegakkan bisa memberi kecerahan ibarat air yang membersihkan kotoran. Air tidak pernah emban oyot emban cindhe 'pilih kasih'.

 

Dalam konteks profesionalisme pendidik, guru harus bersikap adil terhadap semua muridnya, yang memiliki beragam latar belakang individu, budaya, adat, dan agama. Ini termasuk murid-murid yang mungkin menghadapi hambatan fisik atau berasal dari keluarga dengan kondisi sosial ekonomi yang rendah. Penting bagi guru untuk menghargai dan memperlakukan semua siswa secara adil.[4]

 

Dalam sudut pandang islam sifat adil ini telah di amalkan sejak zaman Rasulullah dahulu, di antara hadist nya adalah "Dari Nu'man bin Basyir Radhiyallahu anhu bahwa ayahnya membawanya kepada Rasulullah dan berkata: "Sesungguhnya saya telah memberikan seorang budak (pembantu) kepada anakku ini". Maka Rasulullah bertanya: "Apakah semua anakmu kamu beri budak seperti ini?". Ayah menjawab: "Tidak". Rasulullah lantas bersabda: "Tariklah kembali pemberianmu itu". (HR. Muttafaq Alayh) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun