Yah, niat Aburizal Bakrie memasuki gelanggang politik adalah untuk merebut posisi penting di pemerintahan demi mengamankan bisnisnya. Apa daya, ia justru terpental. Model berpolitiknya yang pragmatis justru perlahan menjadi senjata makan tuan. Aburizal tidak dikalahkan oleh penguasa. Ia dikalahkan oleh pragmatisme di tubuh partainya sendiri.
Lantas, apakah masih ada kartu yang bisa dimainkannya untuk memenangkan posisinya? Kita akan menunggu jawabannya dalam waktu dekat. Yang pasti, dunia politik kita laksana telaga tenang yang seolah mudah ditebak kedalamannya. Secara teoritik, politik kita amatlah simpel dan mudah untuk ditaklukan. Namun siapapun yang memasukinya akan paham bahwa politik kita penuh dengan kejutan-kejutan yang bisa menghempaskan para politisi. Aburizal Bakrie adalah salah satu contohnya. Sayonara!
Bogor, 23 Maret 2015
BACA JUGA:
Cinderella: Kisah Glamour, Tapi Hampa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H