Ghina sudah terbiasa kesepian, meski ada Abiyan di rumah. Hal yang menyakitkan bagi seorang istri dalam rumah tangga bukan perceraian tapi merasa sendiri, sering diabaikan dan didiamkan dalam sunyi. Tidak ada jalan lain bagi Ghina selain menemukan kebahagiaannya sendiri. Â Berharap pada Abiyan? Makin bertambah sakit hati.
"Abi pulang, Bun," teriak Mutiara kegirangan. Ditariknya tangan Ghina untuk ikut menyambut suaminya.
"Ajari istrimu jadi perempuan bener. Nggak cuma rebahan seharian di kamar dan main hape. Kalau bukan Ibu, mana bisa rumah sebersih ini?"
"Iya, Bu. Nanti saya diberitahu Ghina. Terima kasih sudah membantu membersihkan rumah dan merawat anak-anak. Tanpa ibu semuanya masih berantakan. Emang Ghina nggak becus ngurus rumah tangga."
Mendengar penuturan Abiyan, Ghina bergegas masuk kamar. Dia biarkan mertuanya mengarang narasi semau hatinya. Toh yang diinginkan suaminya seperti itu. Diam dan mengalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H