Mohon tunggu...
Yusnawati
Yusnawati Mohon Tunggu... Penulis - Pengagum kata

Pengagum kata yang belajar merajut aksara.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Aku Bukan Beban Suami

12 Juni 2024   18:14 Diperbarui: 12 Juni 2024   18:18 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bab 1: Aku Kuat

"Astaghfirullah ... Kuatkan hamba Ya Allah."

Ghina terus mendebah dadanya sembari membaca dengan seksama berita viral di media sosial. Seorang Polwan tega membakar suaminya sendiri yang juga berprofesi sebagai Polisi dengan menyiram bensin. Gara-gara gaji ke tiga belas tersisa delapan ratus ribu rupiah. Yang harusnya dua juta delapan ratus ribu rupiah.

"Nggak mungkin seorang wanita bisa melakukan tindakan nekat kalau tidak ada sebab."

Tak mau menghujat dan menghakimi. Ghina terus mencari informasi sedetail-detailnya hingga dia menemukan jawaban. Karena melihat permasalahan dari dua sisi itu sangat penting.

"Ternyata gara-gara judi online sang suami sampai menjual mobil. Kondisi si Polwan juga baru melahirkan bayi kembar. Pantas istrinya murka, apalagi di fase baby blues."

Air mata Ghina terus menetes, membayangkan nasib pernikahannya juga tak sebaik Polwan yang membakar suaminya. Ada banyak genangan kesedihan yang ditahannya entah sampai kapan.

Pikiran untuk mengakhiri hidup selalu saja muncul saat Ghina merasa frustrasi. Namun dengan cepat dia halau dengan mencari hiburan agar tidak sampai kalut. Setiap hari berperang dengan batinnya sendiri, berusaha mewaraskan diri agar mentalnya tidak down. Untuk saat ini Ghina memilih diam dan banyak mengalah. Meski hatinya hancur lebur.

"Ghinaaaa..."

Teriakan melengking itu membuat Ghina tersentak. Buru-buru ditutupnya aplikasi medsos di ponsel bercasing merah. Lalu dilemparnya ke ranjang. Perempuan muda dengan rambut lurus yang mengenakan daster motif bunga segera menghampiri Bu Darwati, mertuanya.

"Iyaa, Bu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun