Mohon tunggu...
Yusmuliadi
Yusmuliadi Mohon Tunggu... -

cute and smart

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peningkatan Kualitas Guru di Era Milenial

9 April 2018   11:12 Diperbarui: 9 April 2018   11:48 8307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: entertainment.kompas.com

Dalam waktu yang sesingkat ini maka bisa dipastikan banyak hal yang tidak bisa dirubah , akan banyak hal yang terlewatkan dalam upaya meningkatkan kompetensi guru. Banyak komentar tak sedap yang terdengar di masyarakat , " udah serti atau belum serti sama aja kelakuan dan kemampuannya , eh..udah serti kok makin parah malasnya."Begitu kalimat-kalimat yang sering kita dengar. Syukurnya pemerintah merespon hal ini dengan cepat karena mulai tahun 2018 ini pemerintah dalam hal ini Kemendikbud merubah sistem pendidikan keprofesian ini dari PLPG menjadi PPG ( Pendidikan Profesi Guru) dari yang dulunya Cuma 10 hari menjadi 6 bulan, termasuk praktek langsung di lapangan. 

Sebuah langkah maju dalam meningkatkan kompetensi guru. Dengan waktu yang cukup panjang ini diharapkan akan banyak hal baru yang bisa diperoleh guru. Asumsinya dengan waktu 6 bulan akan membentuk sosok guru yang lebih hebat jika dibandingkan dengan pembentukan sosok guru profesional selama 10 hari.

Perlu peningkatan kuantitas dan kualitas kegiatan yang berkaitan dengan guru seperti diklat, bimtek , seminar dan lainnya. Upaya ini sangat perlu dilakukan untuk meningkatkan kompetensi profesionalitas guru terutama di bidang IPTEK . 

Jika ada guru yang telah mengikuti kegiatan keprofesionalan guru tingkat Nasional maka ia diharuskan untuk mendesiminasikan pengetahuan yang dimilikinya di kegiatan KKG ( Kelompok Kerja Guru ) dengan menjadi tutor teman sebaya atau menjadi pemandu. Tentu tidak dengan serta merta kemampuan guru akan meningkat namun paling tidak akan terjadi transfer pengetahuan di antara para guru.

 Apalagi jika bentuknya berupa teknologi aplikasi maka akan semakin membuat guru tertantang untuk bisa menguasainya. Kegiatan pelatihan atau apapun yang bertujuan untuk peningkatan kualitas guru sangat erat kaitannya dengan dukungan dari pemerintah baik pusat atau daerah, terutama pemerintah daerah yang harus lebih peduli dengan peningkatan kegiatan ini. Semakin banyak pelatihan yang dilakukan maka diharapkan kualitas kompetensi guru dapat ditingkatkan ke level yang diharapkan.

Selain peningkatan pelatihan di bidang kognitif, pelatihan di bidang mental dan penguatan karakter juga harus dilakukan. Hal ini sangat erat kaitannya dengan peningkatan karakter positif guru. 

Wadah KKG ( Kelompok Kerja Guru ) menjadi sangat vital dalam mewujudkan hal ini. Materi-materi pembelajaran dengan menyisipkan karakter di dalamnya menjadi solusi jitu dalam hal ini. Oleh pemandu yang berkompeten dalam Pendidikan Penguatan Karakter guru-guru diajarkan dan dilatih untuk merancang proses pembelajaran yang berkarakter dan menumbuhkan karakter positif siswa. 

Dengan kegiatan yang intensif kita berharap terjadi perubahan karakter guru yang berimbas pada perubahan karakter siswa menjadi lebih tangguh , kreatif , dan inovatif dalam menyongsong generasi emas Indonesia. Dengan peningkatan karakter positif ini maka kita bisa menyaring informasi yang beredar di tengah-tengah masyarakat dan mengurangi dampak negatif perkembangan iptek yang menyertainya.

Program Gerakan Literasi Sekolah adalah  hal wajib yang mesti dilakukan. Ungkapan bahwa Buku adalah Jendela Dunia harus benar-benar diterapkan pada usia dini. Dalam kegiatan ini harus dirancang program sedemikian rupa sehingga pada saat proram dijalankan semua warga sekolah aktif mensukseskan program ini. Ketersediaan buku-buku berkualitas dan uptodate menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan.

Ketersediaan dana yang minim yang dimiliki guru dan pihak sekolah sebenarnya bisa diupayakan dengan memanggil komite sekolah , paguyuban kelas , dan para alumni . Dalam pertemuan ini diharapkan mereka bisa menyumbangkan buku-buku yang diperlukan siswa baik buku fiksi dan nonfiksi. Semakin banyak buku yang dibaca maka semakin banyak ilmu dan pengetahuan yang bisa kita peroleh.

Kerjasama stakeholder bidang pendidikan dalam mensukseskan program-program yang akan dijalankan. Stakeholder pada level satuan pendidikan sangatlah penting kehadirannya. Pembentukan Komite Sekolah yang menjadi fasilitator dalam menjembatani kebutuhan-kebutuhan sekolah dan atau mensosialisasikan program-program sekolah bagi pihak-pihak yang berkepentingan  sangatlah diperlukan. Selain komite sekolah , hadirnya Paguyuban Kelas akan sangat membantu satuan pendidikan dalam menjalankan program-program yang ditawarkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun