Pembelajaran Berdiferensiasi diperlukan karena murid yang berbeda memiliki kebutuhan yang berbeda. KHD menyatakan bahwa pendidikan yang dilaksanakan haruslah berpihak pada anak.Â
Menurut KHD setiap anak mempunyai kharakteristik tersendiri yang berbeda satu sama lain. Untuk itu perencanaan, pelaksanaan dan hasil yang diminta pada setiap anak haruslah disesuaikan dengan anak.Kharakteristik anak yang berbeda ini dipenuhi oleh pembelajaran berdiferensiasi melalui 3 aspek, diantaranya :
1. Kesiapan Belajar
Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.Â
Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001) mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik biasanya Anda akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu.Â
Saat Anda mengajar, menyesuaikan "tombol" dengan tepat untuk berbagai kebutuhan murid akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas Anda. Â Tombol-tombol dalam equalizer tersebut mewakili beberapa perspektif kontinum yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan murid. Dalam modul ini, kita akan mencoba membahas 6 dari beberapa contoh perspektif kontinum tersebut, dengan mengadaptasi alat yang disebut Equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlinson (Tomlinson, 2001).
2. Minat murid
Ada murid yang minat nya sangat besar dalam bidang seni, matematika, sains, drama, memasak, dsb. Â Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat 'terlibat aktif' dalam proses pembelajaran.Tomlinson (2001) menjelaskan bahwa mempertimbangkan minat murid dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan diantaranya:
- Membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan keinginan mereka sendiri untuk belajar;
- Menunjukkan keterhubungan antara semua pembelajaran;
- Menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang familiar atau baru bagi mereka, dan;