"Jadi dong, masa jabatan gue kan abis tuh tahun depan dan gue harus tetap dapat kursi di Senayan ntar. Menurut lu gimana peluang gue nyalon kali ini?" tanya Bambang sembari menghisap rokoknya.
"Gede lah peluang lu. Lu udah ahli dalam hal ini. Gue gak ragu lagi deh. Ya gak? Ya gak?" Rekan Bambang berkata penuh semangat yang diiyakan oleh rekannya yang lain. Rekan-rekannya yang lain pun menimpali dengan penuh semangat.
Beberapa orang pelayan datang membawa aneka minuman dan makanan untuk menjamu Bambang dan rekan-rekannya. Mereka bercengkrama sembari menikmati hidangan. Pancing yang mereka bawa dibiarkan terbungkus rapi dalam tempatnya. Demikianlah definisi memancing di kalangan mereka.
....
Pemancingan Gala Tama Bayu Tirta, pukul 09.00 WIB.
Samsul sudah tiba di area parkir pemancingan. Pagi ini dia dan Mahmud, sahabatnya, akan memancing seperti biasanya. Kedua sahabat yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil itu memang terbilang cukup sering memancing di area pemancingan ini untuk menghilangkan stres dan rasa jenuh. Samsul memarkir motornya dengan rapi sembari menunggu sahabatnya tiba. Saat ia sedang memainkan ponsel, Mahmud pun tiba dengan motor dinasnya.
"Lama amat?" tanya Samsul ketika Mahmud tiba.
"Tadi mau pergi, istri nyuruh ke Indomaret dulu beli popok. Sorry ya telat," ucap Mahmud tidak enak hati karena terlambat beberapa menit.
"Ya elah popok anak ya? Aku tadi juga rada susah ninggalin Bagas. Pengen ngekorin mulu. Kalau bapaknya gak lagi stres sih bisalah diajak," ucap Samsul.
"Sama. Raisa juga tadi rewel aku mau pergi. Kalau udah weekend tuh anak maunya nempelin aku mulu," tambah Mahmud.
"Yuk masuk dulu, bentar lagi rame nih. Kita ntar gak dapat tempat yang nyaman lagi," ajak Samsul. Mahmud setuju. Dua sahabat itu masuk ke area pemancingan, membayar uang masuk, dan sewa alat pancing kemudian mencari tempat yang nyaman untuk mengobrol.