Mohon tunggu...
Yusep Hendarsyah
Yusep Hendarsyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

Si Papi dari Duo KYH, sangat menyukai Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Gerakan Budaya Bersih dan Senyum Berharga Mahal Bila Tak Dimulai dari Sekarang

15 September 2016   16:19 Diperbarui: 17 September 2016   11:50 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kami pulan dari Palembang menuju rumah Kami di Tangerang, ada kejadian yang membuat saya geram kepada sopir taksi online yang kami tumpangi. Si pengemudi di perempatan lampu merah membeli makanan ringan kepada pedagang asongan di sekitaran belakang Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang sama sama kita banggakan. Sepanjang perjalanan dia bercerita dan sambil memakan cemilan kacang goreng yang menurutnya sangat enak. 

Kami ditawarinya dan kemudian menolaknya sangat halus.Satu bungkus dua bungkus dihabisinya makanan ini. Dua anak laki-laki saya terutama si sulung lalu berteriak “Kok dibuang” kepada Supir yang membuka kaca jendela dan lalu dengan seenaknya membuang bungkus pelastik makanan ke luar. Saya pun kaget dengan kelakuan supir ini, “Hancur sudah mental anak saya yang saya bangun selama ini tentang bagaimana membuang sampah yang baik. Usianya belum genap empat tahun, namun sejak dini saya ajarkan untuk membuang sampah sembarangan. Tiga tahun lebih mengajarinya hancur gegara supir “edan” yang membuang sampah sembarangan. Hiperbolakah saya? Ini tergantung dari sudut gelas yang Anda lihat .

Budaya buang sampah secara baik dan ditempatnya, belum lagi mengajari memilah mana sampah organik dan non organik hendaknya diterapkan secara massal di negeri ini. Di Sekolah-sekolah dari taman kanak-kanak hingga tingkat universitas harus diajarkan bagaimana bersikap menjadi bangsa yang baik yang mencintai negeri ini sepenuh hati. Membuang sampah sembarangan di depan anak kecil tentu akan salah dan 100 persen salah total dan menghancurkan memorynya jangka panjang. Stop membuang sampah sembarangan!

GBBS dari Pemerintah melalui Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman bertujuan untuk membangun sikap mental masyarakat Indonesia agar peduli dengan kebersihan lingkungan, berkepribadian ramah dan murah senyum, sekaligus pembuka jalan bagi kekuatan Indonesia untuk menjadi poros maritim Dunia. Kan keren Bangsa Ini Menjadi Bangsa yang Murah Senyum dan di Segani Dunia. Tidak saja letak geografisnya namun Pribadi yang membanggakan semisal menjadi bangsa yang menghormati lingkungan, menghormati alam dengan menjaga kebersihannya.

Saya ingat betapa harga kebersihan itu sangatlah mahal, komplek kami setiap hujan deras datang menerjang pasti akan menimbulkan “luka” di jalan perumahan kami.Lumpur yang disebabkan mampatnya saluran air karena sampah sembarangan, pendangkalan sungai dan ketidak \berpihakan pengembang di hulu yang menyebabkan di hilir terkena imbasnya. 

Akhir hujan mereda kami harus membayar air satu mobil besara untuk menyemprot jalan rumah kami dan membersihkannya agar luumpur segera hilang dari pandangan. Hal Ini kami lakukan agar anak-anak di pemukiman tidak terkena penyakit ISPA akibat lumpur yang mengering dan diterjang angin kemudian dihirup oleh oleh kami nantinya. Ini sekali lagi tentang mental bangsa ini yang dihulu tidak menjaga kebersihan dan yang dihilir tidak mengindahkan.

Gerakan Budaya Bersih dan Senyum itu sebenarnya sudah ada sejak lama dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari diri kita selama ini. Hanya saja gerakan sederhana semisal :

1.Tidak perlu pemungut sampah untuk jaga kebersihan cukup Anda simpan samapah pribadi Anda lalu buang sampah pada tempatnya;

2. Sebagai contoh di beberapa tempat di negeri ini di sebuah desa di Bali (panglipuran) dinobatkan sebagai desa terbersih sedunia. Artinya kearifn lokal kita sudah ada sejak dahulu kala dan tugas kita lah yang melestarikannya bukan malah merusaknya;

Peran Kemenko Kemaritiman

  • Mengadakan lomba film pendek demimengkampanyekan #GBBS mulai Bulan September ini;
  • Selama setahun kemenko sudah bekerja dengan berbagai stakeholder;
  • GBBS bekerja lintas sector, dengan mengandalkan seluruh elemen bangsa dalam hal ini siapapun punya tanggungjawab menjaga Budaya Bersih dan Senyum;
  • GBBS adalah untuk meningkatkan kualitas hidup yang bersih dan berbudaya, kalau tidka di galakkan sejak sekarang.Budaya Bangsa ini akan punah berganti dengan budaya vandalism penuh kerusakan.gerakan revolusi mental yang digadang-gadangkanpemerintah butuh integritas,etos kerja,gotong royong keterlibatan semua elemen penting.
  • Target 7 juta nelayan demi kebersihan daerah garis pantai harus secara massif dan terencana serta terorganisir demi kesuksesan yang nyata;
  • Gerakan nyata untukmenggerakan budaya bersih dan senyum adalah bekerjasama dengan PKK, Kader Pos Yandu dan lagi-lagi ini perempuan sebagai target utama karena dari sinilah cepat menyebar informasinya;
  • Seperti orang asing yang mengajari kami cara senyum internasional, maka kemenko kemaritiman juga harus mengajarkan masyarakat Indonesia senyum khas asli budaya negeri ini. Bahkan ke tingkat taman kanak-kanak sekalipun dengan terlebih dahulu mengajarkan para pendidiknya di seluruh Indonesia;
  • Kemenko Kemaritiman melakukan sosialisasi kepada siswa ikut ekspedisi gerahana matahari total;
  • Mengadakan lomba film pendek demimengkampanyekakan #GBBS muali Bulan September ini;
  • Membentuk relawan-relawan termasuk para Blogger dalam mensosialisasikan ide cerdas ini yaitu Gerakan Bersih dan Senyum (GBBS).

Peran Kami,Kita,Engkau,Kalian dan Anda

  • Budaya bersih sejak dini mulai dari usia anak sekolah, kalau saya meyakini melatih kedua anak balita laki-laki saya untuk menjaga kebersihan minimal mengetahui buang sampah pada tempatnya adalah suatu keharusan;
  • Setiap ada acara, seperti hari ini ketika ada pembukaan salah satu kegiatan di Instansi/Balai Latihan kerja diKota Tangerang Selatan, peserta diingatkan untuk menjaga kebersihan lokasi di mana mereka di latih. Saat datang mereka mengetahui dan paham bahwa ruangan sangat bersih dan nyaman lalu Ketika istirahat tiba dan mereka makan - minum baik ringan mapun berat, sampah yang dihasilkan dikumpulkan secara mandiri dan dibuang ke tempat yang telah disediakan;
  • Dalam hari keagamaan semisal sholat idul fitri dan iduladha di mana banyak orang memilih lapangan berumput dan menggunakan alas Koran pasti menimbulkan sampah baru yang bisa menggunung. Hendaknya panitia mengantisipasi dengan menyediakan tempat sampah dan menghimbau para jamaah untuk menjaga kebersihan dari sampah Koran yang dibawa para jamaah;
  • Kita perlu banyak belajar, seringkali festival budaya, festival musik bahkan acara keagamaan seperti tabligh akbar para pesertanya kurang peduli terhadap kebersihan. Sampah berhamburan di sana sini tak jarang fasilitas umum dan sosial hancur berantakan dan lain sebagainya. Anda pernah melakukannya.Segera hentikan kebiasaan Anda sekarang juga. Dalam hal ini panitia harus sigap dan tegas untuk mengingatkan para peserta untuk menjaga kebersihan;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun