Mohon tunggu...
Yusep Hendarsyah
Yusep Hendarsyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

Si Papi dari Duo KYH, sangat menyukai Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Gerakan Budaya Bersih dan Senyum Berharga Mahal Bila Tak Dimulai dari Sekarang

15 September 2016   16:19 Diperbarui: 17 September 2016   11:50 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya jadi ingat budaya “Kaizen” dengan Quality Control Circlenyanya yang mampu membuat perusahaan otomotif asal Jepang bisa Berjaya di Indonesia hingga puluhan tahun lamanya. Persamaannya berada pada kekonsistenan melakukan perubahan kecil secara terus menerus hingga menghasilkan produk berkualitas. Senyum itu penting sebagaimana pentingnya Anda hidup hidup di dunia ini.

Bangsa ini besar dan bohong besar kalau kita tidak tahu betapa luasnya negeri ini, betapa negeri maritim dengan beribu-ribu pulau terbentang membuat keindahan tersendiri dan banyak orang meyakini “Tuhan sedang Tersenyum “ ketika menciptakan negeri ini. Efeknya adalah bangsa atau rakyat Indonesia sangat mudah sekali tersenyum dan ramah kepada siapapun. Eits tunggu dulu, senyum yang dimaksud adalah seyum yang ikhlas dan tidak dibuat-buat loh. Bukan asal senyum saja, karena manfaat senyum itu bisa ditemukan sehari-hari di lapangan.

Kembali ke kondisi negeri ini, saya melihat bahwa ada “missing link”, sesuatu yang hilang dari jati diri negeri ini. Negeri yang kepulauan dengan lautan yang luasnya melebihi daratan tapi perilaku bangsa ini seperti orang daratan. Produk konsumsi laut semisal ikan dan sejenisnya bukan lagi konsumsi utama negeri ini. Padahal protein dan kandungan omega tiga yang sangat bermanfaat banyak terkandung di dalamnya. Termasuk budaya senyum tadi. Kenapa pelaut sering tersenyum? Karena seringnya melihat alam yang sangat indah setiap harinya. Tidak percaya ? Coba deh ke garis pantai sepemandangan mata ,lihat keagungan Tuhan di sana. Pasti kalian akan tersenyum bangga akan negeri ini.

Saya lampirkan lirik lagu waktu anak-anak, betapa bangganya saya ketika kecil dahulu menyanyikan lirik lagu ini. Judulnya Nenek Moyangku Seorang Pelaut.

nenek moyangku orang pelaut

gemar mengarung luas samudra

menerjang ombak tiada takut

menempuh badai sudah biasa

angin bertiup layar terkembang

ombak berdebur di tepi pantai

pemuda b'rani bangkit sekarang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun