Mohon tunggu...
Yusak Persada
Yusak Persada Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang karyawan

Pecinta arsitektur, interior, tertarik dengan bangunan bersejarah, lukisan, melankolik, banyak mempertanyakan banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Cek Gereja Sebelah! Kisah Pindah Gereja dari Bandung

10 Juli 2024   19:21 Diperbarui: 12 Juli 2024   14:01 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus 1: Merasa kekeringan rohani di gereja asalnya, khotbah ngantuk dan tidak relevan, nyanyi asal nyanyi, tidak ada passion dalam gereja. Beberapa anak mudanya pindah gereja diikuti oleh orang tua mereka dan kini diikuti aktivis gereja tersebut.

Kasus 2: ketika sekelompok anak muda gerejanya ingin belajar dari gereja modern ini malahan mereka pindah sekelompok, karena kelelahan untuk memulai sendiri, musti rapat lagi, musti berargumen dengan majelis lama.

Kasus 3: Tidak tahan dengan majelis lama dari gereja tradisional ini yang tidak mau mengukur ketertinggalan gerejanya karena sindrom kitalah yang terbaik.  Di gereja ini anak-anak muda pindah karena di kebaktian anak muda diawasi majelis yang melarang lagu tertentu dinyanyikan.

Kasus 4: Curhatan orang lama di suatu gereja yang sudah merasa gereja adalah rumah mereka dan sedih banget karena anak-anak mereka sudah tidak mau lagi ke gereja mereka. Majelis yang panik mengadakan kebaktian ala-ala gereja moderen tapi itu hanya permukaan saja karena hanya sebatas setting tempatnya saja tapi bukan dari dasar pengajarannya.

Dari gereja pantekosta lama

Kasus 1: Gembala sidang gereja dan keluarganya terlalu menguasai gereja dan tidak merangkul secara adil potensi jemaat gerejanya. Akibatnya semua pemusik andalannya gereja ini pindah ke gereja moderen. Teman saya berkata saat ini 30% jemaatnya sudah pindah ke gereja lain.

Kasus 2: Ini sih yang susah dilawan ya, karena bosan saja dan seperti sosial club, gereja moderen lebih menawarkan kekerenan daripada di gereja Pantekosta lamanya. Ibaratnya seperti warung vs Luxurious Shopping Mall.

Kasus 3: Kekeringan rohani. Dalam pendapat saya kita berada dalam jaman yang kompleks dan berubah cepat ,. Setiap gereja harus pintar, peka dan berhikmat dalam menjawab hal ini, Akan susah juga kalau sudah tidak ada lagi passion untuk melayani dalam gerejanya. Jadi di 'gereja moderen' ini mereka lebih menemukan Tuhan.

Dari gereja karismatik

Kasus 1:Ada beberapa gereja karismatik yang terlalu menekankan persembahan , memberi untuk Tuhan, buah sulung dan perpuluhan , pada kenyataannya yang jemaat lihat hanya kemewahan gedung gereja dan kehidupan pribadi pendeta tingkat tingginya. Ini yang membuat beberapa orang meninggalkan gereja ini. Belum lagi beberapa pengajaran yang asalnya pengalaman pribadi dijadikan dogma.

Kasus 2: Tenyata di gereja karismatik ini juga tidak terlepas dari penatua yang mau menang sendiri dan 'preman' rohani  serta penghakiman. Jadi banyak yang pindah dari sini, dari kasus yang saya lihat tingkat kesetiaan terhadap satu gereja di gereja karismatik ini tidak terlalu kuat jadi bisa pindah gereja tanpa pergumulan dan perasaan sesedih seperti 2 gereja di atas. Tentunya pendapat ini tidak bisa dijadikan patokan karena kebetulan saja saya dapatnya seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun