Mohon tunggu...
Yusak Persada
Yusak Persada Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang karyawan

Pecinta arsitektur, interior, tertarik dengan bangunan bersejarah, lukisan, melankolik, banyak mempertanyakan banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Cek Gereja Sebelah! Kisah Pindah Gereja dari Bandung

10 Juli 2024   19:21 Diperbarui: 12 Juli 2024   14:01 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam gereja yang telah berdiri puluhan tahun, suasana  bisa seperti  berada di dalam keluarga besar karena ada persahabatan antar keluarga dan perkawinan antar jemaat. Gereja dapat diibaratkan sebagai sangkar teritorial yang  aman dannyaman, di mana Pendeta berperan sebagai gembala yang menaungi jematnya-jemaatnya.

Jadi gereja dapat dilihat gereja sebagai tempat yang vertikal antara manusia dan Tuhannya, juga tempat yang  horisontal antara manusia dan sesamanya.

Pandemi Covid Mulai Memicu Orang Melihat Gereja Lain.

Perubahan pun terjadi pada saat pandemi Covid, dimana kebaktian gereja pindah ke layar HP dan Laptop karena pada saat itu ibadah di tempat ditiadakan.  Di sisi lain memberi kesempatan jemaat bisa berpindah gereja dan mengintip gereja tetangga dengan hanya menggerakan jari saja. Bisa memilih gereja mana yang benar-benar menjawab kebutuhan mereka .

Setelah pandemi mereda, masyarakat mulai kembali menghadiri ibadah di gereja, namun banyak yang tidak kembali ke gereja asalnya karena memilih gereja yang diikuti selama ibadah online selama pandemi.

Ironisnya, beberapa orang bahkan mulai terbiasa dan mulai merasa nyaman untuk tidak lagi menghadiri kebaktian di gereja secara offline , ada banyak kasus juga  dimana sejumlah gereja mulai kehilangan kaum mudanya entah itu pindah gereja atau bahkan tidak mau ke gereja lagi.

Di sisi lain gereja yang benar-benar well prepared saat pandemi kemarin  malah semakin kebanjiran jemaat baru yang  kebanyakan dari mereka limpahan dari gereja -gereja yang 'tidak berkembang' ini.

Fenomena ini mirip dengan pergeseran minat pembeli dari toko tradisional berubah menjadi toko-toko baru yang lebih trendy dan modern.

Ngomong-ngomong tentang perpindahan jemaat gereja di Bandung, ada kilas sejarah menarik di tahun 1990an.

Pada saat itu Persekutuan Doa Kristen berkembang pesat dan sering mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani secara mandiri. Yang paling sangat saya ingat adalah persekutuan doa Ecclessia, (ada beberapa persekutuan sejenis) adalah tempat 'jajan' bergizi untuk jemaat Kristen yang kebosananan dengan gaya gereja Prostestan atau tidak tahan dengan kebaktian yang terlalu emosional  dari gaya gereja Pantekosta lama.  Saat itu muncul pula Praise center ;Praise Center adalah semacam persekutuan doa namun menekankan Pujian dan Penyembahan, Pada saat yang bersamaan gereja-gereja baru muncul dan merekrut pengurus dari persekutuan doa dan praise center ini, Ada satu kebangunan di bidang musik gereja, imbasnya pemusik-pemusik gereja dan worship leader bagus ditarik semua oleh gereja-gereja baru ini . Ini  mengubah warna gereja,  ditandai hal yang baik atau buruk seperti teologia kemakmuran, penekanan pada spiritual gift dan lain sebagainya, tapi di sisi lain image gereja yang sederhana berubah menjadi lebih trendi.

Ciri ciri gereja baru (saya sebut gereja modern) yang  membuat orang pindah biasanya bercirikan seperti ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun