Pagi itu suster datang, membawanya keluar kamar.
Anehnya Lani seperti antara bangun dan tidur.
Lani dibius.
Badannya kaku, tapi otaknya sadar.
Tempat tidurnya didorong menuju mobil.
Perjalanan penuh guncangan, panjang, sunyi, dan dingin.
Lani meneteskan air mata. Ia belum sempat kabur.
Padahal malam ini Ia akan bebas, pulang mencari anaknya, membawanya pergi sejauh mungkin.
Tapi jika Ia tahu kali ini akan mati. Lani berdoa semoga anaknya akan baik-baik saja.
Semoga anaknya dibawa ke panti saja. Jangan diberikan pada Herman. Membayangkan istri baru herman mengurus Kasih bayinya. Lani sangat takut dan kasihan. Jangan ya tuhan jangan. Tolonglah Kasih ya Tuhan.
Samar-samar terlihat Lani sudah sampai.