Mohon tunggu...
Yupiter Sulifan
Yupiter Sulifan Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik di sekolah lanjutan atas negeri di Sidoarjo

Seorang pendidik yang minat di dunia pendidikan, fotografi, lingkungan, kesehatan, sejarah, agrobis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kilas Pintas Cultural Awareness

15 Desember 2021   13:35 Diperbarui: 15 Desember 2021   13:42 1800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dari quotemaster.org

Mencintai dan menjaga budaya yang dimiliki. Hal inilah yang sekiranya penting untuk selalu kita wujudkan. Rasa cinta dan rasa untuk menjaga budaya yang kita miliki haruslah muncul sesuai dengan keinginan dan kesadaran dari dalam diri kita masing-masing. Tanpa rasa cinta dan peduli terhadap kebudayaan mustahil kita dapat menjaga eksistensi budaya yang kita miliki.

3. Menghormati budaya

Komunikasi antar budaya adalah setiap proses pembagian informasi, gagasan atau perasaan diantara mereka yang berbeda latar belakang budayanya. Proses pembagian informasi itu dilakukan secara lisan dan tertulis, juga melalui bahasa tubuh, gaya atau penampilan pribadi, atau bantuan hal lain di sekitarnya yang memperjelas pesan. Secara umum komunikasi antar budaya terdiri dari empat variasi, yaitu interracial communication (interaksi antara orang-orang yang berasal dari ras yang berbeda), interethnic communication (interaksi antara orang-orang yang berasal dari etnis yang berbeda), international communication (komunikasi antara orang-orang yang mewakili negara yang berbeda), dan intracultural communication (interaksi antara anggota dari kelompok ras dan etnis yang berbeda tetapi berasal dari induk budaya yang sama).

Untuk menghindari kesalah pahaman agar tidak menimbulkan benturan persepsi antar budaya diantara orang yang berbeda budaya, maka kita dituntut secara obyektif untuk mengenali perbedaan dan keunikan budaya sendiri dan orang lain dengan mempelajari berbagai karakteristik budaya, diantaranya yaitu: (1) komunikasi dan budaya; (2) penampilan dan pakaian; (3) makanan dan kebiasaan makan; (4) waktu dan kesadaran waktu (5) penghargaan dan pengakuan; (6) nilai, dan  norma; (7) rasa diri dan ruang; (8) proses mental dan belajar, dan; (9) kepercayaan dan sikap.

Sementara itu menurut ahli, bahwa untuk menghindari kesalah pahaman dalam melakukan komunikasi dengan orang yang berbeda budaya, kita harus menjadi komunikator yang efektif, karena hubungan dalam konteks apapun harus dilakukan lewat komunikasi. Lebih lanjut, untuk menjadi komunikator yang efektif, seseorang harus memahami proses komunikasi dan prinsip-prinsip dasar komunikasi yang efektif. Untuk mencapai komunikasi yang efektif, khususnya dengan orang yang berbeda budaya yang harus kita lakukan adalah:

  • Kita harus selalu menunda penilaian kita atas pandangan dan perilaku orang lain, karena penilaian kita tersebut sering kali bersifat subyektif, dalam pengertian berdasarkan persepsi kita sendiri yang dipengaruhi oleh budaya kita atau dengan kata lain, jangan biarkan stereotip menjebak dan menyesatkan kita ketika kita berkomunikasi dengan orang lain
  • Kita harus berempati dengan mitra komunikasi kita, berusaha menempatkan diri kita pada posisinya. Gunakan sapaan yang layak sesuai dengan budayanya
  • Kita dituntut untuk selalu tertarik kepada orang lain sebagai individu yang unik, bukan sebagai anggota dari suatu kategori rasial, suku, agama atau sosial tertentu
  • Kita harus menguasai setidaknya bahasa verbal dan non verbal dan sistem nilai yang mereka anut.

Jadi melalui budaya kita bertukar dan belajar banyak hal, karena pada kenyataannya siapa kita adalah realitas budaya yang kita terima dan pelajari. Untuk itu, saat komunikasi menuntun kita untuk bertemu dan bertukar simbol dengan orang lain, maka kita pun dituntut untuk memahami orang lain yang berbeda budaya dan perbedaan itu tentu menimbulkan bermacam kesukaran dalam kelangsungan komunikasi yang terjalin. Memahami budaya yang berbeda dengan kita juga bukanlah hal yang mudah, dimana kita dituntut untuk mau mengerti realitas budaya orang lain yang membuat ada istilah 'mereka' dan 'kita' dalam situasi seperti itulah manusia dituntut untuk mengungkap identitas orang lain. Dalam kegiatan komunikasi, identitas tidak hanya memberikan makna tentang pribadi individu, lebih dari itu identitas menjadi cirri khas sebuah kebudayaan yang melatar belakanginya. Dari ciri khas itulah nantinya kita dapat mengungkapkan keberadaan individu tersebut.

Muncul sebuah pemahaman tentang budaya daerah yang memiliki ciri khas dan karakteristik sendiri dan perlu dipertahankan setelah timbul berbagai persoalan keragaman budaya. Hasilnya adalah muncul pula pandangan etnosentrisme yaitu pandangan yang menyebutkan bahwa kelompok/budayanya adalah pusat dari segalanya dan membandingkan kelompok/budaya yang lain dengan nilai yang sesuai dengan kelompok/budaya tadi. Dengan kata lain kelompok/budayanya lah yang paling baik. Oleh karena itu dalam keberagaman budaya kita tidak boleh memahami perilaku budaya lain hanya dengan membandingkan kebiasaan dan perilaku budaya sendiri. Relativisme  budaya harus dikembangkan dalam memandang keberagaman budaya. Relativisme budaya adalah meniadakan kriteria untuk menentukan tinggi dan rendahnya, maju dan mundurnya suatu budaya. Akan tetapi mengedepankan konsep semua budaya sama baik dan luhurnya, sama  hebat dan agungnya. Pada dasarnya penilaian budaya itu berdasarkan cara pandang budaya itu sendiri.

 Toleransi adalah bagian penting dalam menghargai suatu budaya, karena dengan toleransi setiap individu bisa menjalankan haknya sesuai budaya dan kepercayaannya. Dengan demikian kita mendapat pola pikir bahwa tidak ada budaya yang dianggap lebih baik maupun lebih rendah. Dengan sikap toleran, kita dapat menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai bagian dari bangsa Indonesia atau sebagai makhluk hidup pribadi dan makhluk sosial atau sebagai manusia yang memiliki harkat, martabat, derajat dan hak asasi yang sama.

Sumber tulisan : materi pelatihan cultural awareness, Ari khusumadewi, M.Pd. dosen BK Unesa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun