Berhubungan dengan peran kita dan orientasi seksual di masyarakat, kita masing-masing mengembangkan identitas pribadi yang didasarkan pada sifat tertentu dan sejarah hidup yang unik. Tapi kita juga mengembangkan identitas sosial (social identity) yang didasarkan pada kelompok di mana kita bergabung, termasuk di dalamnya adalah bangsa kita, kelompok agama, politik, maupun kelompok pekerjaan tertentu (Brewer &Gardner, 1996; Tajfel& Turner, 1986). Identitas sosial terbentuk sebagai akibat dari keanggotaan kita dalam suatu kelompok kebudayaan. Tipe kelompok itu antara lain adalah umur, gender, kerja, agama, kelas sosial, tempat dan lainnya. Identitas sosial merupakan identitas yang diperoleh melalui proses pencarian dan pendidikan dalam waktu lama. Kita dapat membedakan sekelompok orang dengan kelompok lain melalui kelompok umur misalnya, lalu kita menetapkan ciri-ciri perilaku mereka berdasarkan usia tua atau muda. Kita mengatakan orang-orang muda umumnya menggebu-gebu, cepat marah, tidak hati-hati, kurang sabar; sebaliknya orang tua lebih sabar, lebih bijaksana, dan lebih lambat.
Dalam kehidupan kita sebagai seseorang yang memiliki berbagai lingkungan tinggal (lingkungan rumah, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah) seharusnya memiliki sikap dan pemahaman yang baik terhadap gender, orientasi seksual dan identitas kelas sosial. Sikap dan pemahaman yang baik akan membawa kita kepada kesadaran akan budaya sendiri serta menghormati budaya orang lain. Hal ini berguna agar keberadaan kita di terima dimana saja kita hidup.
c. Kondisi fisik dan mental
Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna keadaannya. Selain diberi bentuk atau rupa yang paling baik atau sempurna, ia masih juga dibekali dengan kemampuan akal. Dengan diberi kemampuan akal inilah manusia mampu menciptakan berbagai pengetahuan, membentuk masyarakat, menyelengarakan pemerintahan, melakukan praktik jual beli dll. Singkat kata dengan kemampuan tersebut manusia mampu menciptakan berbagai macam kebudayaan atau peradaban, termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Teknologi merupakan suatu bentuk fisik dari sebuah kebudayaan. Pada dasarnya teknologi yang ada saat ini ada karena suatu budaya yang telah ada sejak lama. Dasar-dasar ilmu yang ada untuk menciptakan teknologi itu pun di dapat dari penelitian suatu ilmiah yang terkandung dari suatu budaya. Maka karena itulah budaya dan teknologi saling ketergantungan.Â
Budaya jaman dahulu dengan budaya saat ini sangat berbeda sekali. Misalnya adalah dulu ketika kita ingin mengirimkan kabar maka kita harus menulis surat  lengkap disertai amplop dan perangkonya kemudian kita harus pergi ke kantor pos untuk mengirimkan surat tersebut kepada alamat yang dituju, hal tersebut membutuhkan waktu minimal tiga hari. Namun jaman sekarang mengirimkan kabar tidak perlu serepot itu, kini banyak aplikasi media sosial dalam smartphone yang memfasilitasi seseorang untuk saling mengirimkan kabar hanya dengan sekali klik dan dalam hitungan menit bahkan detik, apa yang menjadi tujuan kita dapat tersampaikan.
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat memang memberikan kesempatan bagi semua orang untuk mengakses secara real-time informasi terkini yang terjadi di belahan dunia manapun dan tidak ada batasan sama sekali (borderless). Namun demikian, di sisi yang lain ternyata perkembangan teknologi  dapat berdampak terhadap jati diri budaya bangsa jika sikap mental kita belum siap menerima derasnya arus perkembangan.
Kebudayaan itu mempunyai tiga bentuk dasar, yaitu yang berwujud ide, kelakuan, dan wujud fisik. Ketiga wujud kebudayaan tersebut ada dalam masyarakat. Hal ini yang harusnya kita lestarikan dan kita perhatikan karena kebudayaan merupakan identitas jati diri kita. Maka dari itu, kesadaran budaya perlu untuk kita tumbuh dan kembangkan sejak dini. Berikut merupakan cara-cara yang dapat dijadikan sebagai alternatif dalam menumbuhkan kesadaran budaya bagi masyarakat:
Penanaman sikap multikulturalisme sejak dini, Penanaman sikap untuk saling bertoleransi dan untuk saling menghargai antar budaya merupakan fondasi awal agar seseorang mampu menyadari akan perbedaan dari masing-masing budaya. Sikap mental akan pentingnya saling menghargai kebudayaan diharapkan nantinya integrasi bangsa menjadi semakin kuat karena penanaman sikap saling menghormati dan menghargai tersebut juga sudah mendarah daging di masyarakat.
Sosialisasi budaya melalui lembaga pendidikan. Dimasukkannya budaya lokal dalam kurikulum pendidikan sebagai muatan lokal merupakan langkah yang bijak untuk lebih menjaga eksistensi budaya lokal mengingat sekarang ini mulai banyaknya generasi muda yang mulai enggan untuk memperhatikan kebudayaannya yang sesungguhnya itu merupakan asset kekayaan yang sekiranya wajib dan harus untuk kita lestarikan.
Penyelenggaraan berbagai pentas budaya, Penyelenggaraan berbagai pentas budaya tentu hal ini merupakan salah satu cara yang mampu untuk menumbukan kesadaran akan berbudaya. Pentas ini dapat berupa tari-tari daerah ataupun juga musik-musik daerah yang dilakukan dengan melibatkan kaum-kaum muda sebagai salah satu cara menghidupkan kembali budaya masing-masing daerah dengan melibatkan generasi muda sebagai generasi penerus. Seni budaya yang akan ditampilkan pun dapat berupa seni tradisional, modern, ataupun juga gabungan dari keduanya.