Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Awas, Ada Dagang Sapi dalam Koalisi Partai!

26 Agustus 2023   19:58 Diperbarui: 26 Agustus 2023   20:07 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik itu lebih sulit (live.staticflickr.com)

Di sebuah kelas mata kuliah Leadership, seorang mahasiswa saya bertanya : sapi seperti apa yang diperdagangkan  koalisi partai dalam pilpres 2024? Jawabannya sederhana : jabatan atau posisi, menjadi menteri, atau menjadi penguasa, atau bahkan mendapatkan proyek pembangunan. Apakah janji itu pasti dipenuhi? Bisa tidak bisa iya. Secara hukum tidak mengikat. 

Pesan penting adalah bahwa dagang sapi dalam koalisi bukan memikirkan kepentingan bangsa dan negara, masyarakat dan masa depan negeri ini. Mereka hanya memikirkan kepentingan kelompok politik dan hanya sesaat. Untuk itu, beragam strategi, taktik bahkan tipu daya akan dilakukan untuk menjadi pemenang. Bila kalah, akan menyakitkan, gigit jari selama 5 tahun kedepan.

Koalisi Gemuk, Bukan Jaminan Menang

Koalisi gemuk, akan memenangkan kontestasi Pilpres. Belum tentu. Pun elektabilitas tinggi tidak jaminan juga menang pemilu. Karena yang menentukan siapa yang dipilih hanya si pemilih sendiri. Dan itu berarti hanya rakyat yang punya hak pilih dan menggunakan hak pilihnya.

Kecuali pasukan koalisi gemuk akan melakukan beragam praktek curang dalam proses pemilu, bisa saja suara rakyat diambil, dibeli, direkayasa, dan tidak ketahuan melakukan pelanggaran. 

Sesungguhnya, koalisi yang terjadi nampak bukan mencerminkan demokrasi yang didengungkan selama ini. Yang terjadi dalam koalisi bersatunya kepentingan partai sedemikian, sehingga koalisi menjadi akumulasi kepentingan partai memenangkan perebutan kekuasaan sebagai penguasa Indonesia selama 5 tahun. 

Kecenderungan ini semakin kuat dari satu periode ke periode berikut, dan tidak memberikan pembelajaran yang politik secara mendasar dan jangka panjang bagi kemajuan negeri ini di masa depan menuju tahun eman di 2045 seperti yang deklarasikan oleh Presiden Jokowi selama 10 tahun memerintah.

Praktek dagang sapi, koalisi gemuk dan politik kutu loncat akan menjadi fenomena yang tidak akan hilang sejauh budaya demkrasi yang sesungguhnya menjadi budaya berbangsa dan bernegara. 

Sangat mungkin, ketika Indonesia sudah mencapai level negara maju yang sesungguhnya, maka kualitas demokrasi dalam berpolitik juga akan berubah secara otomatis. Kapan ini akan menjadi kenyataan? Walahualam....

Yupiter Gulo, 26 Agustus 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun