Artinya, kebankrutan bisa dihindari apabila pengelolaan usaha itu betul-betul baik dan dilakukan dengan profesional dan full compliances untuk seluruh GCG, terutama bagi sebuah perusahaan yang sudah melantai di bursa efek alias sudah go public.
Kemudian, kalau tetap terjadi kebangkrutan, itu artinya perusahaan itu tergolong mis-management, salah kelola dan terjadinya pembiaran terus menerus dengan alasan-alasan yang dipastikan ada.
Pilihan Exit Strategi untuk PT GIAA
PT Garuda Indonesia Tbk sudah bangkrut secara teknis tetapi secara hukum masih eksis dan menjalankan operasional bisnis setiap hari, walaupun "pendarahan" terus menerus terjadi setiap hari.
Menarik untuk mencermati apa langkah strategi yang akan diambil oleh pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas maskapai penerbangan kebanggaan negeri ini.
Secara fundamental masalah utama yang dihadapi dan harus diselesaikan sesegera mungkin, bahkan super mendesak adalah urusan cashflow yang tidak memadai. Sementara cash-flow menjadi darah yang dibutuhkan agar dia tetap bisa hidup. Yang terjadi saat ini adalah perusahaan meminjam ratuan juta setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya. Artinya, uang yang masuk tidak memadai menutupi semua ongkos yang harus dikeluarkan. Arus kas negatif sesungguhnya menjadi tanda utama perusahaan sedang sakit berat, apalagi kalau sudah terjadi berbulan-bulan bahkan tahunan
Ada 4 pilihan strategi bagi Garuda Indonesia agar bisa keluar dari situasi yang bangkrut secara teknis :
- Turnaround strategy
- Captive Company
- Sell-Out/Divestment
- Bankruptcy/Liquidation
Strategi Turnaround
Pilihan strategi turnaound ini bertujuan untuk mengembalikan operasi perusahaan dari kondisi arus kas yang negatif menjadi positf bahkan bisa meraih laba. Dengan arus yang psotif, darah segar akan mengalir dan menjadi sumber penyehatan operasi usaha. Apabila telah mampu mencetak laba dan terus menerus dipertahankan, maka operasi bisnis akan bisa keluar dari kondisi bangkrut.
Kesadaran yang tinggi bahwa perusahaan sedang dalam situasi krisis menuntut keputusan dan tindakan yang ekstrim untuk mampu mengubah haluan dari negatif ke positif, inilah jiwa dari strategi turnaround atau putar haluan.Â
Pada umumnya tindakan restrukrisasi dalam segala aspek menjadi harusan oleh perusahaan sesuai kondisi yang ada dan layak dikerjakan, downsizing, cutting costs dan expenses, menjual assets.
Strategi Captive-Company
Inti dari strategi captive company ini adalah berfokus pada fungsi-fungsi utama bisnis yang menarik dan menghasilkan sementara yang lain dikurangi bahkan dibuang dari dalam sruktur bisnis yang ada.Â
Tujuannya tidak saja untuk mengembalikan keadaan lebih baik, tetapi juga bisa menjadi daya tarik bagi investor baru untuk masuk dan memasukan modalnya dalam perusahaan. Sebab, sejauh pilihannya bagus dan menjanjikan laba yang baik dipastikan investor akan datang.