Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mau Sukses, Karyawan Harus Tahu Rahasia Seorang Pemimpin

22 Juli 2021   23:57 Diperbarui: 24 Juli 2021   10:34 1397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu penyebab utamanya adalah karena si karyawan terlalu fokus pada dirinya sendiri, pada masalah dirinya, kebutuhannya dan tentu saja cita-cita individunya, sementara lupa bahwa untuk itu semua, harusnya dia fokus kepada atasannya, bosnya atau pimpinannya secara langsung. 

Sebab, si atasanlah sesungguhnya yang paling faham apa dan seberapa jauh kinerja karyawan ini sudah sesuai dengan harapan.

Hasil-hasil studi memperlihatkan bahwa ada beragam sikap yang dipertontonkan oleh para pengikut terhadap pimpinan dilihat dari dua dimensi kunci, yaitu dimensi kualitas berpikir kritis yang independen versus dependent, pemikiran yang tidak kritis; dan dimensi aktif versus perilaku pasif.

Atas dasar dua dimensi itu, jenis karyawan dalam memberikan tanggapan kepada atasan ada lima macam:

  1. Pengikut yang terasing
  2. Pengikut yang pasif
  3. Orang yang konformis
  4. Oang yang pragmatik
  5. Pengikut yang efektif

Karyawan yang merasa terasing adalah mereka yang tergolong pemikir kritis yang independen namun pasif dalam organisasi. Pengikut yang diasingkan sering menjadi pengikut efektif yang telah mengalami kemunduran dan hambatan, mungkin janji dipecahkan oleh atasan. 

Sesungguhnya, kelompok ini mampu, tapi mereka berfokus secara eksklusif pada kekurangan organisasi dan orang lain. Seringkali sinis, pengikut yang terasing dapat berpikir secara mandiri, namun mereka tidak berpartisipasi dalam mengembangkan solusi atas masalah atau kekurangan yang mereka lihat. 

Kelompok konformis, berpartisipasi secara aktif dalam organisasi namun tidak menggunakan kemampuan berpikir kritis dalam tingkah laku tugasnya. Seorang konformis biasanya melakukan perintah apapun terlepas dari sifat tugas tersebut. 

Kaum konformis berpartisipasi dengan sukarela namun tanpa mempertimbangkan konsekuensi dari apa yang diminta untuk dilakukan-bahkan dengan risiko berkontribusi terhadap usaha yang merugikan. 

Korban yang pragmatik, jenis pengikut ini menggunakan gaya apapun yang terbaik untuk mendapatkan posisinya sendiri dan meminimalkan risiko. Dalam perusahaan tertentu, sekitar 25 sampai 35 persen pengikut cenderung merupakan orang yang pragmatik, menghindari risiko dan mendorong status quo, seringkali karena alasan politik. 

Para pengikut pasif, tidak menunjukkan pemikiran kritis dan independen maupun partisipasi aktif. Menjadi pasif dan tidak kritis, para pengikut ini tidak menampilkan inisiatif maupun rasa tanggung jawab. 

Aktivitas mereka terbatas pada apa yang harus mereka lakukan, dan mereka menyelesaikan banyak hal hanya dengan pengawasan yang besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun